OLEH: MUHAMMAD ALI ALJUFRI, S.Psi*
Bertepatan 10 November hari ini dan menjelang peringatan wafatnya 100 hari Habib Saggaf Bin Muhamad Aljufri, ijinkan saya membagi cerita yang menurut saya inspiratif.
Di zaman ini, kita butuh pahlawan. Pahlawan yang memberi contoh nyata, bukan sekadar yang bisa merangkai kata.
Habib Saggaf menjadi bagian dari tokoh yang selalu memberi keteladanan nyata, dibanding hanya sebatas berkata-kata.
Membahas beliau, menceritakan tentang beliau, semuanya buat kami adalah spesial. Momen yang dilewati bersamanya terasa istimewa.
Habib Saggaf sosok yang sedikit berbicara, sedikit menasehati, sedikit berkomentar, tetapi yang beliau lakukan adalah pelajaran, yang beliau perlihatkan adalah materi buat saya, yang beliau kerjakan setiap hari adalah seperti membaca kitab buat saya.
Tanpa banyak nasehat, tapi langsung bisa kami lihat dan rasakan lewat yang beliau lakukan dan interaksi beliau dengan sesama.
Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:
خيركم خيركم لاهله وانا خيركم لاهلي
Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.
Kami merasakan betul pengamalan hadits ini pada pribadi Habib Saggaf. Ketika Islam menganjurkan menuntut ilmu, saya melihat semangat itu ada pada beliau. Bagaimana beliau sangat akrab dengan aktifitas keilmuan, membaca, mengkaji, mengajar adalah hobi dan keasyikan beliau.
Ketika Nabi mengajarkan kelemahlembutan dan kasih sayang, itulah yang kami rasakan dari beliau. Lembut penuh rahmat dalam bertutur dan berlaku. Sampai saat menegur kesalahan pun beliau penuh kelembutan dan kasih sayang.
Ketika Islam berbicara toleransi, kami tak perlu mencari dalil untuk itu, karena kami sudah melihatnya langsung sehari-hari, menyaksikan bagaimqna Habib Saggaf bermuamalah. Dengan non muslim sekalipun, beliau selalu menerima dengan tangan terbuka dan penuh simpatik.
Yang lebih mengagumkan kami adalah keikhlasannya. Saya berani katakan ini setelah beliau wafat. Beliau benar seorang yang mukhlis melakukan sesuatu atas dasar tujuan meraih ridha Tuhannya, bukan yang lain.
Juga rasa cintanya pada tanah air ini juga sangat terasa. Beliau selalu konsen menggalang persatuan.
Ini membuat saya terpana kagum. Pelajaran yang selama ini saya dapat di madrasah, di kampus, bahkan di pelatihan, ternyata saya bisa dapatkan semua dari sosok Habib Saggaf, dalam keseharian saya bersmaa beliau.
Kekaguman saya tak berujung, ketika melihat bagaimana beliau sangat terbuka atas semua kritik dan saran, sekalipun dari kami anak dan cucunya.
Beliau tak jarang mengatakan “Ya Muhamad, bagaiman pendapat ente?
Saya merasa yang bukan siapa-siapa tapi mendapat apresiasi dari beliau.
Terima kasih Habib sudah ajarkan kami tanpa kata tapi memberi teladan .
Di zaman di mana sosok teladan sudah sangat sedikit, di zaman di mana sosok yang satu kata dan perbuatannya sulit ditemukan. Habib memberikan kami itu.
Terima kasih Habib, yang perkataannya tidak pernah melukai.
Saya paham kenapa anak-anakmu, keluargamu dan semuanya terpukul, terhenyak kehilangan bintang.
Saya paham kenapa kesedihan selalu tampak di wajah anak-anakmu, karena dirimu istimewa, spesial, dan tak tergantikan.
Terima kasih pahlawan. Pahlawan tanpa tanda jasa. Semoga Allah menempatkan dirimu di tempat istimewa.
Terima kasih kakekku.
Terima kasih Tuhan sudah menakdirkan saya sebagai cucu beliau.
*Penulis adalah cucu Ketua Utama Alkhairaat