OLEH: Sayyid Hasan Ali Aljufri*
Alkhairat nama yang dipilih oleh Habib Idrus bin Salim Aljufri untuk lembaga besar ini. Habib Saggaf sosok yang dipilih Habib Idrus untuk memimpin lembaga besar ini, setelah kakeknya.
Sebagai waliyullah, beliau punya pertimbangan yang dituntun langsung oleh Allah. Pertimbangan dan alasan sehingga beliau menunjuk sang cucu untuk menjabat amanah besar ini. Bahkan Habib Idrus mengabadikan apresiasi terhadap Habib Saggaf dalam syair beliau.
Habib Saggaf mewariskan pada kita Ilmu, value, keteladanan, akhlak, yang masih sangat membekas.
Membahas beliau adalah membicarakan tentang ketulusan. Membahas tentang pengabdian, pengorbanan, keperdulian, dan tanggung jawab.
Ketulusan dalam mengabdi tanpa ada pamrih. Pengabdian yang tidak pernah berhenti hingga akhir hayat. Pengorbanan dalam menjalani amanah, kepedulian pada ummat, dan tanggung jawab penuh dalam melaksankan amanah ini.
Sebagai salah satu yang menyaksikan, merasakan sehari-hari bagaimana totalitas beliau dalam menjalani peran. Apakah itu sebagai suami, ayah dan pemimpin di lembaga Alkhairat.
Inilah bentuk aplikasi dari ayat “tidaklah kami ciptakan manusia kecuali untuk beribadah”. Karena itulah beliau menjalaninya dengan tulus, karena tujuannya adalah menghamba padaNya.
Aktifitas beliau seluruhnya bernilai ibadah kepadaNya. Tidak ada yang sia-sia. Bagaimana dari pagi sampai ke pagi lagi beliau gunakan untuk aktivitas yang baik dan manfaat.
Khairunnas anfa’uhum li nnas. Itulah Habib Saggaf. Sebagai anak muda, saya kadang malu melihat begitu berkualitasnya waktu beliau. Mulai dari membaca, menulis, mengaji, hingga menerima tamu membahas permasalah ummat. Bahkan menonton Tv pun beliau memilih yang bermanfaat dan berkualitas.
Menjadi pemimpin berakhlak adalah modal utama. Kita bisa melihat bagaimana akhlak beliau dalam merespon masalah yang saya tahu tak mudah. Merespon berita yang tak baik. Beliau tidak pernah hilang kendali dan hilang keseimbangan.
Saya terkagum dengan wawasannya yang luas, sehingga siapapun lawan bicara akan mendapatkan ilmu dan hikmah ketika bertemu dengan beliau.
Pada beliau tergabung tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Bersyukur bisa diberi waktu melihat dan melewati masa kecilku, remajaku, hingga dewasa bersama Habib Saggaf. Sosok yang hangat penuh kasih sayang dan yang paling penting adalah penuh toleransi.
Saya masih ingat bagaimana setiap lebaran, Habib Saggaf menerima dengan hangat siapa saja yang berkunjung. Siapapun dari yang datang selalu disambut hangat.
الدين معاملة Salah satu Hadits Nabi yang mengisyaratkan bahwa kebaikan agama seseorang bisa dilihat dari interaksinya terhadap sesama.
Habib saggaf mewakili pengamalan hadits ini. Salah satu yang bisa saya ceritakan adalah beliau selalu menjadi pendengar yang baik. Selalu mendengar lawan bicara yang saya tahu kadang ceritanya sudah pernah beliau dengar berkali-kali.
Saya teringat kalam hikmah dari Ibn Khaldun bahwa puncak dari ketinggian adab adalah; “Saat engkau diam dan mendengarkan seseorang yang berbicara kepadamu tentang sesuatu yang engkau ketahui dengan baik, sementara dia tidak menguasainya” (Ibnu Khaldun).
Akhirnya, semoga melalui peringatan Haul Habib Saggaf, kita bisa memetik banyak hikmah dan teladan. Melalui hadirnya kita di haul, beliau Allah limpahkan rahmatNya. Karena kalam ulama mengatakan “Ketika mengenang dan menyebut orang-orang sholeh, maka rahmat Allah akan turun”.
Allah yarhamukum Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri.
*Penulis adalah Mahasiswa Universitas Alahgaff, Yaman