Habib Saggaf : Ajaran Rasulullah SAW adalah Toleransi

oleh -
Ketua Utama Alkhairaat HS Saggaf Bin Muhamma Aldjufri menyampaikan tausyiah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (FOTO: MAL/NANANG IP)

SIGI – Ketua Utama Alkhairaat HS Saggaf bin Muhammad Aldjufri menyampaikan misi Rasulullah SAW dalam dakwah yakni untuk menyatukan umat. Toleransi antar umat beragama yang diterapkan Nabi Muhammad SAW kala itu bersumber dari Alquran.

Untuk itu, Ketua Utama Alkhairaat mengingatkan tak boleh saling mencelah sesama pemeluk agama.

Hal ini disampaikan Habib pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Jumat,(1/12) siang di Masjid Alhidayah Desa Kabobona Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.

“Misi Rasulullah itu menyatukan umat. Persatuan dan kesatuan jangan ada pecah belah. Toleransi. Jadi jangan saling mencela tidak boleh. Masing masing dengan kepercayaanya. Jangan bilang sesat kamu. Itu namanya tidak toleransi, tidak ada persatuan bangsa. Kita hidup dalam keberagaman,” jelas Habib Saggaf.

BACA JUGA :  DPRD Poso Sepakat DOB tapi Tak Ada Kota Madya

Habib Saggaf juga menjelaskan, bahwa toleransi dalam ajaran Islam tercermin dengan sikap yang saling menghargai dan tolong menolong sesama manusia.

“Jadi kita harus saling menghormati tolong-menolong. Sedang sama binatang saja kita memberi apalagi sesama manusia,” imbuhnya.

Habib menganjak para jamaah, di dalam membangun bangsa harus dengan persatuan dan toleransi. Insya Allah kata Habib, semuanya akan mendapat rahmat dari Allah SWT.

Lebih jauh Habib menjelaskan, tujuan untuk memperingati Maulid Nabi SAW adalah sebagai wujud kesyukuran kita kepada Allah SWT. Karena kata habib, Nabi Muhammad SAW, adalah manusia yang paling istimewa dan dicintai oleh Allah SWT.

BACA JUGA :  Dugaan Korupsi di Fakultas Kedokteran Untad Rugikan Negara Rp3 Miliar

Menurut Habib, setiap pribadi manusia hendaknya memiliki sifat peka terhadap kesulitan orang lain. Dengan begitu, orang tersebut telah mendapat ganjaran di sisi Allah SWT, meski hanya dalam niat saja.

“orang yang tidak punya sifat begitu orang durhaka. Orang kesulitan dia hanya santai. Dia tidak merasa kesusahan,” tambah Habib.

Padahal lanjut Habib, ibadah yang paling besar itu adalah memulai dengan hati yang penuh kasih sayang. Habib menambahhkan, kalau kita merasa susah melihat orang lain, maka kita telah mendapat pahala walaupun masih dalam niat.

“Karena banyak hatinya orang itu bikin susah orang. Rahmat itu penting,” katanya. (NANANGG IP)