PALU – Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Habib Idrus Salim Aljufri, ikut menanggapi kasus ujaran kebencian dan penghinaan yang dilakukan Fuad Plered terhadap Pendiri Alkhairaat, Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua.
Mempunyai kemiripan nama, Habib Idrus Salim Aljufri sendiri merupakan bagian dari keturunan Guru Tua.
Habib Idrus yang ditemui, usai acara “Ngopi Bareng” bersama sejumlah mahasiswa di Palu, Sabtu (12/04), mengatakan, kasus tersebut telah dilaporkan dan penanganannya diserahkan kepada kepolisian.
“Kita follow up ke kepolisian baiknya seperti apa. Karena ini kasusnya berbau sara, maka kita ingin tersampaikan kepada masyarakat bahwa Alkhairaat justru sebagai perekat, bukan sebagai pemecah belah umat,” katanya.
Menurutnya, karena kasus sara ada ada undang-undang dan pasal yang mengatur penananganannya, maka ketika ada laporan yang masuk, kepolisian harus menindaklanjuti.
“Kami enggak ada keinginan untuk menjatuhkan si A atau B. Saya ingin keadilan saja. Jangan nanti kasusnya ini sampai terus-menerus, diulang lagi, diulang lagi, akhirnya membuat perpecahan di tengah masyarakat,” kata anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Banten III ini.
Ia menegaskan, harus ada keadilan yang jelas dalam kasus ini. Menurutnya, tidak boleh orang bicara seolah-olah Guru Tua bukan WNI (Warga Negara Indonesia), sementara telah ada surat resmi dari Menteri Hukum yang menyatakan bahwa Guru Tua adalah.
“Terus kemudian ada bahasa-bahasa yang kurang pantas kepada Guru Tua kata monyet dan juga pengkhianat. Ini saya rasa tidak pantas keluar dari mulut seseorang yang mereka sebut sebagai Gus,” ujarnya.
Terkait usulan Pahlawan Nasional untuk Guru Tua, kata dia, sejak zaman Menteri Sosial (Mensos), Habib Salim Seggaf Aljufri yang tak lain merupakan ayahnya, pihak keluarga tidak pernah ada conflict of interest.
“Mentang-mentang Mensos kemudian kita mempermudah proses menjadi pahlawan nasional, tidak. Justru kami keluarga kalau ada dari masyarakat yang ingin mengusulkan agar dijadikan pahlawan nasional, maka itu adalah satu hal yang harus diapresiasi,” katanya.
Saat ini, kata dia, tanggapan pemerintah atas usulan tersebut juga apresiasinya.
“Kita sangat bahagia sekali punya pemerintah, menteri yang supportif, tidak ada niat yang ingin mengangkat seseorang tanpa ada dalih yang jelas. Semuanya ada kejelasan dan lain sebagainya. Pemerintah saat ini saya rasa sangat menjunjung tinggi para ulama khususnya Guru Tua,” katanya.
Ia berharap, jika semua syarat sudah terpenuhi, maka Guru Tua bisa segera ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional tahun ini.
“Insyaallah Bulan November tahun ini, kalau semuanya berjalan lancar, saya rasa penetapan Guru Tua menjadi Pahlawan Nasional menjadi sebuah kenyataan, Insyaallah,” imbuhnya.
Turut hadir dalam kegiatan “Ngopi Bareng” tersebut, Anggota Fraksi PKS dari Dapil Sulawesi Selatan II Ismail Bachtiar, Sekretaris DPW PKS Sulteng Rusman Ramli, Ketua Fraksi PKS DPRD Sulteng Wiwik Jumatul Rofiah dan anggota fraksi PKS Takwin, serta Ketua MPW PKS Sulawesi Tengah, Mahmud Yunus Rahman. (RIFAY)