PALU- Pendakwah milenial menyebutkan moderasi beragama sudah dilakukan Habib Sayid Idrus bin Salim Aljufri di dunia pendidikan Alkhairaat sejak lama.
” Saya mengawali dari kisah guru non muslim dari Palu, dipercaya Habib Idrus menjadi guru di pelajaran ilmu hitung di sekolah Alkhairaat,” kata Pendakwah Milenial Habib Husein Ja’far Al- Hadar dalam Workshop moderasi beragama diselenggarakan Kemenpora dan Unoversitas Alkhairaat (UNISA), di Aula Ibnu Sina Fakultas Kedokteran, UNISA Palu, di Jalan Diponegoro, Nomor 39, Kota Palu, Kamis (13/10).
Ia mengatakan, setiap usai mengajar di Alkhairaat, Habib Idrus lalu menyalaminya dan berkata terima kasih Anda telah memberikan pendidikan bagi anak-anak kita.
“Bukan anak-anak kami, tapi anak-anak kita, olehnya saya merasa tidak ada gunanya berdiri pada hari ini di sini, sebab moderasi beragama itu sudah tumbuh subur lama sekali di Alkhairaat,” kata lulusan Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Seperti kata dia, yang diyakini Habib Idrus, siapa yang berbeda denganmu dalam urusan agama, maka Ia saudaramu dalam Kemanusiaan. “itulah yang diyakini seorang Habib Idrus,” ucapnya.
Ia mengatakan, Indonesia negara yang memiliki keberagaman suku, agama, olehnya keragaman ini harus dirawat dengan ornamen utamanya moderasi beragama.
Lebih lanjut dia berpendapat, moderat atau moderasi bukan konsep seorang pemikir. Moderasi itu ajaran Islam, sebab moderasi itu bahasa Arabnya washattiyah.
Olehnya seorang moderat itu memiliki ciri-ciri di antaranya tidak kaku, terbuka dan tidak berlebihan.
Rektor Universitas Alkhairaat, Dr. Umar Alattas mengatakan, banyaknya potensi anak muda ini harus dirawat negara.
“Belum selesai industri four point zero (4.0) kini telah hadir industri 5.0 tentu era ini memberikan peran generasi muda untuk memikirkan bahwa merekalah dibutuhkan dalam dunia ini,” katanya dalam kegiatan bertema “Pengarusutamaan Moderasi Beragama di Kalangan Milenial di Era Digital dalam Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa”.
Olehnya pemuda harus memiliki delapan kemampuan, di antaranya kepemimpinan, interaksi, komunikasi, kecerdasan, adaptif dan ini merupakan kunci sukses.
Workshop moderasi beragama ini dilaksanakan secara hybrid , pemateri dalam jaringan (daring) Imam besar masjid Al- Istiqlal Jakarta KH. Nasaruddin Umar moderasi efisiensi waktu, tempat . Agama atau interpretasi agama dan Direktur deradikalisasi BNPT Irfan Idris.
Reporter: IKRAM
Editor: NANANG