PALU – Pengurus Besar (PB) Alkhairaat, menerima kunjungan sejumlah tokoh masyarakat bersama Pengurus Komisariaat Daerah (Komda) Alkhairaat Tojo Una-Una (Touna), di Kantor PB Alkhairaat, Jalan SIS Aljufri, Palu Barat, Ahad (24/08).

Rombongan dari Touna diterima Ketua Utama Alkhairaat, Habib Sayyid (HS) Alwi bin Saggaf Aljufri, Ketum PB Alkhairaat Habib Mohsen Alaydrus dan Sekjen PB Alkhairaat, Jamaludin Mariajang.

Hadir pula unsur pengurus PB Alkhairaat lainnya, seperti Ustadz Husen Habibu, Ketua Yayasan Alkhairaat Hamdan Rampadio, Sekum Yayasan Alkhairaat Asgar Bashir Khan serta Ketum PP WIA, Syarifah Saihun Abdillah Aljufri.

Selain bersilaturahmi, kehadiran tokoh masyarakat dan Pengurus Komda Alkhairaat Touna tersebut juga dalam rangka mendengarkan arahan terkait penguatan kelembagaan Alkhairaat di tingkat daerah, serta tujuan perguruan Alkhairaat sebagaimana yang dicita-citakan Habib Idrus bin Salim Aljufri.

Ketua Utama Alkhairaat, HS Alwi bin Saggaf Aljufri mengapresiasi kehadiran para tokoh masyarakat tersebut.

Pada kesempatan itu, Habib Alwi juga berkesempatan mendengarkan secara langsung peristiwa yang terjadi di Ampana, beberapa waktu lalu, sekaitan dengan pergantian Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Alkhairaat Bantuga.

Habib Alwi meyakini, peristiwa itu, termasuk kekerasan yang dialami oleh Ketum PB Alkhairaat, bukanlah sikap murni masyarakat Kabupaten Touna secara umum.

“Di lain sisi juga kita bersyukur bahwa Allah memperlihatkan hikmah besar atas kejadian itu, yaitu memperlihatkan siapa-siapa yang benar-benar mencintai Alkhairaat,” kata Habib Alwi.

Habib lalu mengutip Firman Allah SWT dalam Surah Al-Mulk, yang artinya “Dialah (Allah) yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”.

Maknanya, kata Habib, Allah SWT telah merangkai kehidupan manusia dengan berbagai kendala yang ditemui, dan tentunya kembali bagaimana manusia untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah.

“Seperti itulah di lembaga Alkhairaat dan mungkin juga di lembaga lain, saat diberikan tanggung jawab. Saat sebuah keputusan diambil, namun hal itu tidak memihak atas putusan tersebut. Alkhairaat telah memutuskan secara arif, sementara yang tidak menerima melakukan sebuah perlawanan dengan tindakan yang kurang baik,” terang Habib Alwi.

Lanjut dia, Alkhairaat adalah sebuah lembaga yang memiliki aturan yang sah dan harus diikuti pengurus yang ada di bawahnya. Baik itu penguatan kelembagaan, pembinaan maupun hal lain, termasuk taat pada pimpinannya.

“Jadi bila ingin organisasi itu maju, maka harus menempatkan dengan benar dan paham berorganisasi. Alkhairaat ini salah satu perannya adalah pendidikan, yang mana memberikan pelajaran keteladanan serta akhlak, tidak hanya ilmu. Bukan menjadi orang yang sombong, angkuh, apalagi melakukan kekerasan. Itu tidak diajarkan di Alkhairaat,” tegas Habib Alwi.

Sementara itu, Ketum PB Alkhairaat, Habib Mohsen Alaydrus, menyampaikan, proses belajar mengajar di Ponpes Alkhairaat Bantuga tetap saja berjalan dengan pimpinan sementara saat ini, sambil menunggu putusan PB atas pimpinan tetap di pondok tersebut.

“Ketua Komda Alkhairaat serta jajarannya agar selalu melakukan penguatan sampai di tingkat ranting, bangun komunikasi yang baik dengan pemerintah sehingga Alkhairaat di Ampana tetap berjalan sesuai tujuannya,” harap Ketum.