PALU — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tengah, Habib Ali bin Muhammad Aljufri, mengajak umat untuk meneladani kehidupan orang-orang yang telah wafat dengan cara mengingat kebaikan mereka. Hal ini disampaikan Habib Ali saat memberikan tausiah dalam Haul ke-I Almarhum Dr. Ir. Aris Askara, MP., yang dilaksanakan di Bukit Asybalul Khairaat, Kelurahan Kabonena, Kota Palu, Ahad (3/8) pagi.
Dalam tausiyahnya, Habib Ali menekankan pentingnya meninggalkan sejarah yang baik dalam kehidupan. Ia mengutip nilai-nilai dalam Alquran yang menyebut hanya ada dua jenis sejarah: sejarah yang baik dan sejarah yang buruk.
“Yang jahat itu seperti Firaun, bahkan namanya pun tidak disebut, hanya gelarnya. Tapi yang baik seperti Nabi Musa, sejarahnya menjadi teladan,” ujar Habib Ali.
Habib Ali menyampaikan, mengenang dan menyebut kebaikan orang yang telah wafat adalah amalan yang dianjurkan. Kalau orang sudah wafat, sebutlah kebaikannya. Hal itu kata habib bukan hanya bentuk penghargaan, tetapi juga menjadi pahala bagi mereka. Adapun keburukannya, tidak perlu kita ungkit lagi, karena itu urusan hamba dengan Allah subhanahu wa taala.
Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, Habib Ali juga menyinggung pentingnya saling memaafkan. Ia mengisahkan bagaimana iblis pun pernah meminta pengampunan, namun menolak syarat yang ditentukan Allah, yakni bersujud di makam Nabi Adam.
“Kalau Allah yang Maha Besar saja membuka pintu pengampunan setiap waktu, lalu siapa kita yang menutup pintu maaf kepada sesama?” katanya.
Lebih jauh, Habib Ali menekankan bahwa meminta maaf bukan tanda kehinaan, tapi bentuk kelapangan jiwa. Kalau merasa pernah bersalah kepada orang lain, jangan gengsi untuk minta maaf. Tak usah menunggu waktu, karena masa lalu telah berlalu, masa depan belum tentu kita jumpai.
Di akhir pesannya, Habib Ali mengingatkan bahwa semua perbuatan harus dilandasi karena Allah. Ia mengajak seluruh hadirin untuk tidak mengejar pujian manusia, tetapi ridha Allah. “Kalau ingin gagal, carilah semua orang menyukaimu. Tapi kalau ingin selamat, fokuslah pada keridhaan Allah. Ridha manusia adalah tujuan yang tak bisa dicapai, tapi ridha Allah adalah kewajiban yang tak boleh ditinggalkan,” pungkasnya.
Peringatan Hual dilaksanakan secara sederhana, dan dihadiri civitas akademika Universitas Alkhairaat Palu. Serta sejumlah tokoh yang hadir diantaranya, Ketua FKUB Sulteng Prof. Zainal Abidin, mantan Rektor Universitas Alkhairaat Palu Dr. Umar Alatas, Kepala Sekretaria PB Alkhairaat Ustadz Syuhban Lasawedi, Wakil Rektor III Dr. Ahsan Marjudo serta Guru Besar Unisa Palu Prof. Dr. Ir. Kasman Jaya Saad, M.Si.