PALU – Ada beberapa hal yang mesti diwaspadai dan diantisipasi sedini mungkin pada tahun politik kali ini. Hal dimaksud adalah fenomena “Golput” baik pada Pilkada serentak tahun 2018, maupun Pemilu tahun 2019 mendatang.
“Pertama, Golput yang berasal dari kata golongan putih, yang berarti salah satu bentuk perlawanan terhadap praktik politik dari orang-orang yang kecewa terhadap penyelenggaraan negara dengan cara tidak memilih partai atau legislator. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pimpinan partai untuk mengembalikan kepercayaan publik agar masyarakat kembali memilih,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), HM Romahurmuziy saat membuka 4 acara, yakni Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil), LKKM dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Media Sosial, DPW PPP Sulteng, Rabu (11/04) malam.
Menurutnya, dari waktu ke waktu, tingkat partisipasi pemilih semakin menurun. Kenapa demikian, karena masyarakat menilai penggantian pemimpin tidak akan mengubah nasibnya.
“Ini dari waktu ke waktu, tingkat partisipasi pemilih di Indonesia terus menurun sejak tahun Pemilu 1999. Artinya, demokrasi secara kualitasnya perlu dipertanyakan. Bersukur, Pilpres terakhir masih di atas 50 persen, yakni 75 persen,” ucap Gus Romy, sapaan akrabnya
Golput yang kedua, lanjut dia, adalah golongan pemburu uang tunai. Menurutnya, golput ini tidak kalah pentingnya harus diwaspadai para politisi, partai politik dan pimpinan partai.
Golput ini sudah menjadi hal biasa menjelang tahun-tahun politik.
”Golput yang kedua ini mengantarkan setiap calon, anggota legislatif atau partai politik harus membiayai operasi politiknya dengan biaya tinggi,” jelasnya.
Sementara Ketua DPW PPP Sulteng, Abdul Rahman H Budding, berpesan kepada seluruh kader PPP di Sulteng untuk serius mengikuti seluruh rangkaian acara Rapimwil PPP. Selain itu, seluruh jajaran pengurus DPW dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) diminta bekerja maksimal mewujudkan PPP masuk dalam 3 besar pada Pemilu 2019 mendatang.
”Bagaimana memenangkan Pemilu menuju tiga besar. Tidak ada kursi di wilayah kalau tidak ada di kabupaten dan kota maupun pusat. Jadi, mari kita maksimalkan kinerja kita di kabupaten,” ucapnya.
Sementara Ketua Panitia Pelaksana H Safrudin Mahasuni, menuturkan, dilaksanakannya Rapimwil LKKM dan Bimtek Medsos ini merupakan tindaklanjut dari Rapimnas PPP belum lama ini.
“Ini sebagai sarana untuk evaluasi dan silaturahmi serta hal yang sangat penting untuk dapat dijadikan sebagai momentum untuk mengimplementasikan persepsi seluruh kader secara bersama berjuang dalam konsistensi PPP menuju 3 besar,” bebernya.
Turut hadir Asisten Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Kesra Ardiansyah Lamasituju, pengurus DPC di kabupaten/kota se-Sulteng, serta perwakilan partai politik. (HAMID)