PARIMO – Gula semut atau Palm Sugar, yang terbuat dari nira aren di Dusun III, Desa Onceneraya, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong ternyata memiliki kualitas, dan kandungan gizi yang tinggi.
Tim Pengabdi dari Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako, (Untad) yang diketuai oleh Muthmainnah beranggotakan Abd. Hapid dan Hamka, menemukan hal itu saat terlibat dalam Skema Pengabdian Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dibiayai oleh dana DIPA Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti RI.
Menurut Mutmainnah, nira aren di desa Onceneraya memiliki kualitas yang bagus, asal diberikan sentuhan teknologi.
“Kualitas nira aren yang kemudian diolah menjadi menjadi gula semut atau palm sugar di kampung ini sangat baik, asal pengolahan dilakukan dengan benar dan diberikan sentuhan teknologi berbasis masyarakat.
“Baru-baru ini kami memberikan pelatihan bagi kelompok tani atau kelompok mitra di sana. Mulai dari penyuluhan, pelatihan, demonstrasi, pendampingan, monitoring hingga evaluasi. Hasilnya sangat menggembirakan, mitra tani jadi paham cara pengolahan nira aren menjadi palm sugar yang memiliki nilai jual tinggi,” kata Muthmainnah, kepada MAL belum lama ini di Palu.
Dia mengatakan, pelatihan sudah mereka lakukan sejak tanggal 27 Juli 2018, dimulai dari proses penyaringan nira, yang diperoleh dari penyadapan pohon aren. Selanjutnya dimasukkan dalam wajan besar, sambil diaduk dan dikontrol kekentalannya. Ini adalah fase krusial karena terjadi proses pengkristalan.
“Pada proses ini harus benar-benar dijaga agar menghasilkan kualitas gula semut yang memiliki nilai gizi dan efek fungsional bagi kesehatan,” imbuhnya.
Dia menambahkan, setelah terjadi pengkristalan, dilakukan pendinginan dan pengayakan untuk mendapatkan gula semut yang berkualitas dan bercitarasa tinggi. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal ini kata dia, harus harus dilakukan secara sistematik sehingga nilai gizinya tetap terjaga.
Dia mengatakan, pengemasan juga menjadi salah satu faktor penting dalam pemasaran sehingga lebih menarik dan memiliki daya tahan simpan yang lebih lama.
“Pendampingan tetap kami lakukan secara periodik dengan tujuan memantau perkembangan produksi gula semut atau palm sugar dialokasi mitra agar tetap berkelanjutan,” jelasnya.
Muthmainnah juga tak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pengabdian ini, khususnya Kementerian Ristek Dikti RI, melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) telah mengubah mindset masyarakat dan menambah pendapatan kelompok tani. (IWANLAKI)