PALU – Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, Rabu (23/01), menyerahkan bantuan dari Said Study Group (SSG) kepada penghuni hunian sementara (huntara), korban bencana likuifaksi di Kelurahan Petobo, Rabu (23/01).
Bantuan tersebut sebanyak 108 paket, terdiri dari kasur, kompor gas dan perlengkapan dapur lainnya.
Gubernur Longki menyampaikan terima kasih kepada para donatur dan SSG yang telah membangun huntara beserta sarana kebutuhan lainnya.
Gubernur berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk mempercepat proses pemulihan pascabencana, seperti percepatan pembangunan huntara sesuai kebutuhan, sekaligus percepatan pembangunan hunian tetap (huntap).
“Sesuai usulan masyarakat Petobo yang meminta huntap dibangun di Petobo, sudah saya teruskan ke Bappenas untuk dilakukan kajian terhadap kelayakan lokasi. Jika hasil kajiannya sudah dinyatakan layak, maka kami berjanji akan putuskan menjadi lokasi huntap,” katanya.
Dia berharap kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palu untuk memastikan bahwa lokasi tersebut tidak ada masalah.
“Kepada masyarakat saya harapkan, kalau ada permasalahan atau masukan lain agar disampaikan langsung kepada saya di kantor. Yakinlah saya akan berusaha mencari jalan keluarnya. Saya minta agar dapat bersabar dan jangan mau dipengaruhi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” pesannya.
Lebih jauh Gubernur menyampaikan, saat ini lokasi yang sudah disiapkan untuk lokasi pembangunan huntap di Kota Palu yakni berada di Kelurahan Tondo, Talise dan Duyu. Sementara untuk Kabupaten Sigi terletak di Pombewe dan Oloboju.
Sementara perwakilan SSG, drg. Dewa Nyoman, mengatakan, SSG merupakan organisasi yang bergerak di bidang social dan selalu hadir melakukan aksi peduli kemanusiaan, di manapun kejadiannya.
Menurutnya, SSG berpusat di India, tetapi perwakilannya ada di Jakarta. Dengan terjadinya bencana di Sulteng, SSG langsung hadir memberikan bantuan melalui anggota pemuda SSG.
“Sejak terjadinya bencana Sulteng, SSG telah banyak melakukan kegiatan seperti membuka posko bantuan sembako dan Posko Kesehatan. Selanjutnya setelah masa transisi darurat, kami melihat kondisi masyarakat sangat membutuhkan huntara yang dianggap representatif sehingga kami membangun sebanyak 108 bilik dan baruga, fasilitas kesehatan, sport center dan fasilitas air minum dan air bersih,” terangnya.
Menurutnya, huntara yang dibangun SSG memiliki konsep aman, sehat dan fasilitas pendukung yang sangat representative.
Mohammad Jalil, perwakilan kelompok donator, berharap, bantuan yang disalurkan dapat bermanfaat dan diterima langsung masyarakat. Karena menurutnya, pascabencana banyak bantuan yang diberikan donatur tetapi tidak tersalurkan dengan baik.
“Tetapi saat ini sangat disyukuri, bantuan yang kita berikan dari berbagai lembaga donor dapat bermanfaat dan diterima masyarakat terdampak bencana Petobo,” katanya. (YAMIN)