PALU – Gubernur Sulawesi Tengah( Sulteng )Anwar Hafid., menerima audiensi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, beserta jajaran di ruang kerjanya, Selasa (11/11).

Dalam audiensi tersebut, Kakanwil Ditjenpas menyampaikan komitmen kuat lembaga pemasyarakatan (Lapas) dan rumah tahanan (Rutan) di Sulawesi Tengah dalam membina warga binaan menuju kemandirian ekonomi. Ia menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong pengembangan keterampilan dan kewirausahaan bagi warga binaan melalui program “Dari Narapidana Menjadi Wirausaha.”

“Ini merupakan bagian dari dukungan kami terhadap visi Presiden dalam memperkuat ekonomi kerakyatan, juga selaras dengan arahan Menteri Hukum dan HAM. Kami ingin memulai dari lingkungan pemasyarakatan, menjadikan warga binaan sebagai pelaku usaha produktif, baik yang masih menjalani masa pidana maupun yang telah menjadi klien pemasyarakatan,” ujar Bagus Kurniawan.

Sebagai bentuk nyata hasil pembinaan, Ditjenpas membawa sejumlah produk hasil karya warga binaan, seperti papan catur dari batok kelapa, pedang kayu hitam, tas rajut, sambal roa, bawang goreng, hingga keripik pisang. Produk-produk ini dihasilkan dari berbagai Lapas dan Rutan di Sulawesi Tengah yang telah menjalankan pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi produktif.

Bagus juga menegaskan, langkah ini merupakan bentuk dukungan nyata terhadap program unggulan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah “BERANI HARMONI” yang digagas Gubernur Anwar Hafid, khususnya target penciptaan 20 ribu pelaku usaha baru dalam lima tahun.

Menanggapi hal itu, Gubernur Anwar Hafid menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif Kanwil Ditjenpas Sulteng. Ia menilai program tersebut sejalan dengan misi pemerintah daerah dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat berbasis pemberdayaan lokal.

“Saya sangat berbahagia dan mengapresiasi langkah luar biasa ini. Program yang dijalankan Ditjenpas Sulteng merupakan wujud nyata pelaksanaan salah satu program Sembilan BERANI, yakni BERANI HARMONI. Dari lembaga pemasyarakatan kita memulai langkah besar: mencetak wirausaha-wirausaha baru di Sulawesi Tengah,” ujar Gubernur.

Gubernur menambahkan, transformasi warga binaan menjadi wirausaha produktif adalah bentuk nyata dari keberhasilan pembinaan dan reintegrasi sosial.

“Menjadikan narapidana sebagai wirausaha adalah keniscayaan. Ketika mereka keluar dan kembali ke masyarakat, mereka bisa lebih mandiri dan berdaya saing,” tutupnya.