Gubernur Ingatkan Kades Profesional Kelola Dana Desa

oleh -
Gubernur Sulteng, H. Longki Djanggola saat membuka Rakor Pengendalian Program Pembangunan dan Pemberdayaan Desa (P3MD), di salah satu hotel di Kota Palu, Sabtu (15/12). (FOTO: IST)

PALU – Gubernur Provinsi Sulteng, H. Longki Djanggola, mengingatkan kepada seluruh kepala desa (kades) agar mengelola dana desa secara profesional.

Pesan itu disampaikannya gubernur saat membuka Rapar Koordinasi (Rakor) Pengendalian Program Pembangunan dan Pemberdayaan Desa (P3MD), di salah satu hotel di Kota Palu, Sabtu (15/12).

Kata Longki, koordinasi antara provinsi dengan kabupaten perlu menjadi bagian tata pengelolaan yang baik. Tata kelola dalam pembangunan partisipatif meliputi berbagai factor prosedur administrasi, kelembagaan dan organisasi dalam pembentukan kebijakan dan pengelolaan pembangunan desa yang bersifat mengutamakan partisipati masyarakat.

“Para tenaga ahli  pendamping desa agar serius, karena hampir setiap tahunnya kucuran dana desa tersebut semakin bertambah, baik dari APBN maupun dana kabupaten, sehingga sekiranya dapat dikelola secara professional. Karena kedepannya, bukan hanya kepala desa, namun pendamping desa akan dimintai pertanggungjawaban,” pesannya.

BACA JUGA :  Senam Massal HUT ke-60 Partai Golkar, Ada 10 Hadiah Umroh untuk Warga Sulteng

Sementara Kepala Dinas PMD, Rusdi Rioeh, berujar, sampai dengan saat ini, belum ada desa yang mandiri di Sulteng. Hal tersebut merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah dan para pendamping desa, camat, kades dan unsure terkait lainnya.

“Harapan saya semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama,  para pendamping desa sudah bisa melahirkan desa yang mandiri,” harapnya.

Rakor yang dilaksanakan selama tiga hari itu diikuti 300 peserta, terdiri dari pendamping desa dari tiap kabupaten, Dinas PMD kabupaten, Bappeda kabupaten dan unsur kepolisian, lurah, camat dan kepala desa. (YAMIN)

 

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.