GM Telkom Sebut Gangguan Jaringan karena Aksi Pencurian Kabel

oleh -
GM PT Telkom Witel Sulteng, Ichwan Muhammadiah

PALU – Pihak IndiHome Telkom Palu-Sulteng akhirnya menanggapi keluhan masyarakat terkait gangguan jaringan internet yang terjadi belakang ini.

“Biang kerok dari terputusnya jaringan IndiHome karena adanya aksi perusakan dan pencurian kabel hingga berkali kali,” kata General Manager (GM) PT Telkom Witel Sulteng, Ichwan Muhammadiah, Sabtu (14/08).

Menurut Ichwan, di tahun 2021 ini saja, pihaknya mencatat aksi itu telah terjadi sebanyak 14 kali, di mana di bulan Agustus ini sudah ada dua kali terjadi.

“Yang pertama di Jalan Wahid Hasyim dan di Jalan Mas Mansyur Palu Barat,” ungkapnya.

Untuk menindaklanjuti aksi itu, pihaknya telah menurunkan tim yang memeriksa galian yang diduga sudah pernah digali oleh oknum.

“Saat ini ada tim khusus yang turun memperbaiki dan memeriksa jaringan mereka mengantongi izin dari Dinas PU,” jelasnya.

BACA JUGA :  Sebanyak 500 Relawan dan Simpatisan Sangganipa Hadiri Jum’at Berkah

Olehnya, kata Ichwan, perbaikan jaringan yang telah dirusak itu harus dilakukan sampai tengah malam sebab jika ada satu kabel yang dipotong, maka harus disambung sebanyak dua kali.

Saat ini, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan aparat keamanan untuk menjaga galian kabel. Selain mengecek kondisi kabel oleh petugas, pihaknya memperketat patroli sejak pagi sampai pukul 5 sore, kemudian disambung lagi jam 10 malam sampai pagi.

“Yang komplen kita juga bukan cuma perorangan tapi pelanggan koorporasi, goverment. Semua kena dampaknya, Jadi misalnya kalau mereka putus ke arah Sigi, maka semua jalur ke sana pasti putus,” jelasnya.

BACA JUGA :  38 Personel Damkarmat Palu Ikut Pelatihan Penyelematan

Lebih lanjut ia menjelaskan, kabel yang berada di dalam tanah itu ada dua jenis, salah satunya berbahan tembaga dan satunya kabel optik.

“Di dalam tanah itu ada dua jenis kabel Telkom, kabel tembaga sudah ada sejak 30 tahun yang lalu dan kabel optik yang dipasang berkisar 10 tahun ini,” tuturnya.

Yang digunakan saat ini, kata dia, adalah kabel optik yang dalamnya ada unsur kaca. Jika diambil atau dijual pun tidak ada harganya. Apalagi kalau dibakar akan habis karena tidak ada unsur tembaganya.

BACA JUGA :  Lembaga Pelayanan Publik Diminta Layani Warga yang Bisa Tunjukkan KTP Digital

Memang, kata dia, saat ini pihaknya sudah tidak memakai kabel tembaga lagi. Meski demikian, pelaku pencurian tetap saja memotong kabel optik.

Kemungkinan, kata dia, aksi pencurian dilakukan karena faktor ekonomi yang sulit saat pandemi ini. Saat ini, sudah ada 7 orang yang ditangkap karena kedapatan melakukan aksi tersebut.

“Atas nama manajemen kami memohon maaf atas ketidaknyamanan itu. Secara berangsur-angsur, sangguan massal yang terjadi akibat ulah oknum tersebut sudah kami perbaiki,” tandasnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay