PALU – Garda Alkhairaat secara resmi dideklarasikan di Pondok Pesantren Madinatul Ilmi, Kotarindau, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Jumat (22/09), oleh KH Husen Habibu.

Deklarasi dihadiri oleh sejumlah perwakilan pemuda dari berbagai desa di Kabupaten Sigi, serta beberapa tokoh pemuda Alkhairaat seperti Mohammad Nizam Rana, Ashar Hasyim, Ashar Yahya, Asgar Basir Khan, Ahmad bin Yahya, Taufik Kambayang dan Hermanto.

Menurut Husen Habibu, pembentukan Garda Alkhairaat merupakan tuntutan zaman dengan semangat untuk menjaga peninggalan pendiri Alkhairaat HS Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua.

Selain itu, kata dia, akan menjadi garda terdepan untuk menjaga Alkhairaat serta aset-asetnya.

Menurutnya, Garda Alkhairaat yang disingkat GAL, akan secara resmi dikukuhkan pada Muktamar Besar XI Alkhairaat oleh Ketua Utama HS Alwi bin Saggaf Aljufri.

“Sebelum dikukuhkan dan diresmikan, GAL akan diusulkan menjadi salah satu badan otonom di Alkhairaat dan akan dibentuk di seluruh wilayah Sulawesi Tengah,” lanjutnya.

Tokoh muda Alkhairaat Ashar Yahya menyebut, GAL sudah direncanakan untuk dibentuk dua tahun yang lalu, yang keinginan sejumlah pemuda Alkhairaat agar bisa menjadi garda pelindung organisasi.

“GAL ini bukan dibentuk karena adanya keinginan sesaat, tetapi sudah ada rencana sejak dua tahun yang lalu dimana kami melihat Alkhairaat tidak memiliki kekuatan ormas yang menjadi ujung tombak menjaga organisasi,” kata Ashar Yahya.

Asgar Basir Khan pada kesempatan itu menambahkan, nantinya setelah secara resmi terbentuk akan bekerja sama dengan aparat TNI dan Polri.
Para kader-kader GAL akan ditempa dengan cara semi militer, baik ideologi maupun fisiknya.

“Ke depan akan ada Brigade 99 Garda Alkhairaat yang akan bertugas dalam hal pengamanan ulama, organisasi dan aset Alkhairaat,” kata Asgar.

Sebanyak 500 anggota sudah direkrut dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sigi, Kota Palu dan Donggala termasuk sejumlah jamaah majelis Dzikir Nuurul Khairaat Palu pimpinan Habib Shaleh Alaydrus atau Habib Soleh Rotan. *