SOROWAKO, LUWU TIMUR – PT Vale Indonesia Tbk, perusahaan pertambangan berkelanjutan yang berada dalam holding MIND ID, terus menguatkan komitmennya pada kesejahteraan masyarakat.
Tak asal menambang, PT Vale juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi masyarakat di beberapa wilayah lingkar tambang.
Salah satu upaya meningkatkan ekonomi masyarakat tersebut adalah mendirikan galeri UMKM yang diberi nama Galeri Kareso Anatowa di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur.
Saat ini, galeri tersebut dikelola langsung oleh Bumdesma yang menaungi beberapa wilayah, mulai dari Kecamatan Nuha, Towuti, Malili, dan Kecamatan Wasuponda. Struktur pengurusnya sendiri masing-masing satu orang dari Desa Nikkel, Desa Nuha, Desa Matano, Desa Sorowako dan Kelurahan Magani.
Ada ratusan produk UMKM yang tersedia, mulai dari makanan kering, minuman herbal, kerajinan, beras organik, hingga bumbu dapur.
“Dari ratusan UMKM yang telah memperoleh pendampingan, ada sekitar 5 pelaku usaha yang dinilai sudah mandiri dan memiliki omzet mencapai ratusan juta rupiah,” kata Zulfikar Arna Odenjar, selaku Direktur Utama Bumdesma Anatoa Otolu.
Zulfikar menambahkan, galeri UMKM ini sudah berdiri selama 4 tahun dan sampai sekarang support dari PT Vale dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur sangat baik.
“Alhamdulillah dari beberapa unit usaha kami, salah satu yang paling sehat juga ini adalah Galeri Kareso Anatoa. Ada beberapa macam unit usaha, tapi saat ini yang ada di sini konsepnya adalah produk retail UMKM Kabupaten Luwu Timur,” jelasnya.
Menurutnya, produk yang masuk ke galeri UMKM itu tidak memiliki ketentuan khusus. Semua ditampung, setelah itu baru diberikan bimbingan dengan melibatkan langsung konsultan-konsultan yang ada di PT Vale.
“Ini yang kami lakukan sebagai upaya meningkatkan level UMKM, mulai dari kecil sampai Insyaallah bisa menjadi industri yang besar nantinya,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, kurang lebih 154 produk dari sekitar 60-an UMKM yang aktif. Semua dari Kecamatan Nuha, Towuti, Malili, dan Wasuponda.
“Kebetulan Kecamatan Nuha yang paling banyak, sekitar 30 UMKM dan selebihnya 10 dari Malili, 10 dari Wasuponda dan juga dari Towuti. Ini UMKM yang aktif, tapi yang terdaftar itu lebih. Jadi ada peningkatan, setiap tahunnya lebih bertambah lagi,” katanya.
Meski demikian, kata dia, sejauh ini untuk produk kriya masih sangat kurang. Yang paling dikenal saat ini adalah anyaman teduhu dari Desa Nuha.
“Itu salah satu produk kriya kita yang paling laku,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Zulfikar, rata-rata omset yang diperoleh sekitar Rp80 juta sampai Rp100 juta dalam sebulan
Sementara itu, Ketua Kelompok Nuha Handicraft, Yulianti, mengatakan, saat ini pihaknya sedang dibantu oleh PT Vale untuk regenerasi.
“Karena kalau saya pribadi yang mau merekrut agak susah. Jadi PT Vale juga sekaligus membantu pendampingan dan pelatihan,” katanya.
Di sisi kiri Galeri Kareso Anatowa, juga berdiri Panti Sehat milik PT Vale yang digerakkan oleh Himpunan Penggiat Herbal Organik (HIPHO). Rumah herbal ini sendiri dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga dan beberapa di antaranya adalah penyintas kanke payudara yang berhasil disembuhkan dengan obat herbal.
Tidak hanya menyediakan produk herbal, para pengelola juga dibekali pelatihan mengembangkan produk herbal atau keterampilan memijat kesehatan selama kurang lebih satu sampai tiga bulan.
Salah satu penyintas kanker payudara berkat olahan herbal di Rumah Sehat HIPHO PT Vale, mengatakan, mereka yang mengelola rumah herbal tersebut sudah mempunyai sertifikat dan kompetensi.
“Kami juga bukan cuma mengenalkan herbal yang ada di sini. Kami di sini ada pelatihan, sudah melakukan trainer of trainer itu sekitar 33 orang,” kata dia.
Lanjut dia, rumah sehat ini merupakan tempat mereka melakukan pengobatan tradisional secara turun-temurun. Di sini, mereka mengembangkan ilmu yang telah didapat dari dokter herbal.
“Kami masing-masing mempunyai keahlian, ada di bagian hipnoterapi, pijat refleksi, dan juga mempunyai keahlian untuk meracik herbal sesuai dengan keluhan,” ujarnya.
Rumah herbal HIPHO sendiri menyediakan kurang lebih 60 produk. Bahan bakunya disiapkan PT Vale melalui lahan sekitar 1,8 hektar yang disiapkan untuk ditanami bahan baku herbal.