PALU – Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gelar pelatihan Master Of Ceremony (MC) dan protokoler, Jumat (01/04) di aula DPTW PKS Sulteng.
Kegiatan yang diikuti oleh fungsionaris perempuan PKS ini diisi oleh MC senior di Sulteng, Selvi Silvana Kalangie yang telah menjadi bagian dari protokoler provinsi dan MC sejak tahun 1980.
Ketua DPW PKS Sulteng, Muh. Wahyuddin yang turut hadir, menyampaikan bahwa pelatihan MC dan protokoler merupakan bagian dari upaya PKS dalam meningkatkan kapasitas anggotanya baik laki-laki maupun perempuan.
Menurut Wahyuddin kegiatan ini penting karena menjadi bagian dari bertahan atau tidaknya sebuah organisasi.
Ia menjelaskan bahwa ada tiga unsur dari bertahannya sebuah organisasi.
“Pertama menyebarluaskan pikiran positif, ide kebaikan masyarakat, dan ilmu yang bermanfaat. Organisasi pasti langgeng kalau punya salah satu unsur ini,” terangnya.
Wahyuddin menambahkan, organisasi yang baik juga harus mampu menjadi sarana menciptakan lapangan kerja atau membentuk anggota yang siap memiliki tambahan penghasilan.
Namun, kata dia, jangan hanya semata meningkatkan ekonomi karena pasti akan kering dari unsur pertama dan ketiga yaitu meningkatkan kapasitas.
“Sehingga kalau mau organisasi eksis, maka harus mampu meramu tiga hal ini yaitu menyebarkan gagasan, mensejahterakan ekonomi dan meningkatkan kapasitas keilmuan sebagaimana yang hari ini kita laksanakan, dalam hal ini menjadi MC dan protokoler. Sehingga bisa profesional dalam segala hal termasuk menjadi MC bukan MC asal-asalan,” ujar Wahyuddin.
Sementara itu, Ketua BPKK PKS Sulteng, Wiwik Jumatul Rofi’ah, menyampaikan, kegiatan ini memang mengutamakan fungsionaris perempuan. Namun, lebih baik karena laki-laki juga turut hadir.
“Karena kita ingin menjadi MC yang bisa membuat suasana yang menyenangkan, bukan membosankan. Dan semoga manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh peserta yang hadir, ” kata Wiwik.
Kegiatan pelatihan ini digelar secara offline dan online via zoom. Peserta offline yang hadir berasal dari kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong. Sementara peserta online berasal dari sembilan kabupaten se Sulawesi Tengah. ***