PALU – Forum Umat Islam (FUI) Sulawesi Tengah (Sulteng), menyatakan sikap mengutuk keras tindakan keji yang dilakukan Zionis Israel terhadap kaum muslimin di Palestina, sejak beberapa tahun silam.

Tindakan keji terbaru dilakukan Israel terhadap kaum muslimin yang sedang shalat di Masjidil Aqsa, 10 Ramadhan terakhir sampai hari ini.

Menyikapi perbuatan di luar batas kemanusiaan yang dilakukan Israel, maka FUI Sulteng sendiri telah melakukan beberapa langkah-langkah sebagai bentuk pembelaan.

Senin (17/05) tadi, telah dilakukan rapat koordinasi dalam rangka persiapan aksi, baik dalam bentuk penggalangan dana maupun aksi penyampaian pendapat.

“Rencana aksi ini sementara kita rancang. Mengenai waktu pelaksanaan aksi, masih menunggu hasil rapat koordinasi yang dilakukan. Ada wacana, kita akan turun di momen Hari Jumat sebagaimana yang biasa dilakukan FUI Sulteng, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Tapi itu baru wacana yang berkembang di rapat,” ujar Presidium FUI Sulteng, Ustadz Hartono, Senin sore.

Ia berharap, aksi yang akan dilakukan nanti bisa lebih besar melibatkan kaum muslimin. Sebab, kata dia, sebelumnya juga sudah ada beberapa lembaga Islam dan lembaga kemanusiaan yang turun aksi melakukan penggalangan dana.

“Kami FUI mengutuk apa yang dilakukan oleh zionis Israel terhadap Palestina. Perjuangan kaum muslimin dunia untuk melihat Palestina bisa merdeka, tidak boleh berhenti. Kita tidak boleh membiarkan kedzoliman terus berlangsung,” tegasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, siapapun kaum muslimin di dunia, akan ikut terpanggil dalam melakukan pembelaan, entah dalam skala yang besar atau kecil terkait dengan peristiwa teror yang dilakukan oleh negara teroris dunia, zionis Isreal terhadap Palestina.

“Khususnya Indonesia yang dalam undang-undangnya menyebutkan bahwa penjajahan di dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” ujarnya.

Bukan hanya itu, lanjut dia, rakyat Indonesia juga harus tahu bahwa dalam sejarah, di saat pertama kali diproklamirkan maka yang pertama kali mengakui adalah Palestina.

“Ini tidak boleh dilupakan oleh sejarah, khususnya oleh kaum muslimin di Indonesia,” tekannya.

Maka dari aspek-aspek itu, lanjut dia, tidak ada alasan bagi kaum muslimin untuk tidak melakukan pembelaan terhadap Palestina.

Intinya, lanjut dia, peristiwa di Palestina bukan sekadar bernuansa agama, tetapi juga merupakan peristiwa kemanusiaan. Maka siapapun, termasuk non muslim tetap berkewajiban melakukan pembelaan terhadap masyarakat Palestina.

“Terkhusus untuk kaum muslimin, kita punya ikatan aqidah. Islam sendiri mengajarkan bahwa tidak boleh ada penjajahan dan Islam memberikan ruang bagi siapapun untuk menikmati kemerdekaan yang hakiki,” pungkasnya. (RIFAY)