FSB Turut Andil Kampanyekan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

oleh -
Aya Canina (kiri) dan Ama Achmad (kanan) saat sesi ‘Mendengarkan Suara Perempuan’ pada FSB Tautan Keenam, Kamis (24/11). (FOTO: media.alkhairaat.id/Iker)

BANGGAI – Festival Sastra Banggai (FSB) ambil peran dalam kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Hal itu diwujudkan dengan menghadirkan Aya Canina, penulis yang juga mantan vokalis Band Amigdala pada diskusi Mendengar Suara Perempuan, di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Teluk Lalong, Kota Luwuk, Kabupaten Banggai.

Peserta yang hadir didominasi siswa SMP/sederajat dan SMA/sederajat, juga guru.

Direktur FSB, Ama Achmad, saat ditemui di kediamannya, Selasa (29/11), mengatakan, Aya Canina dihadirkan khusus untuk membicarakan isu kekerasan terhadap perempuan dan kepenulisan, terutama puisi.

“Kalau kita lihat, memang bertepatan sekali dengan Hari Anti kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Internasional. Aya memang dikhususkan mengenai kampanye 16 hari anti kekerasan itu. Itu tidak senagaja, tetapi menjadi salah satu sumbangsih dari kami,” terang Ama.

Sehingga, lanjut Ama, kehadiran guru dan pelajar, bisa mengedukasi bahwa ada berbagai jenis kekerasan terhadap perempuan berbasis gender yang harus diantisipasi.

“Di Luwuk ini masih kurang orang yang paham begitu, kecuali kita yang bergerak dan berjejaring dengan orang di luar. Sehingga sesi ini penting, karena di sekolah, pendidikan seperti itu tidak ada. Kami berupaya menghadirkan itu. Sehingga tidak ada lagi guru yang mencubit siswa di sini (bawah ketiak, dekat payudara samping),” imbuhnya.

Kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak dimulai sejak tanggal 25 November 2022. Sesi Aya Canina pada tanggal 24, menjadi sangat mendukung pemaparan jenis-jenis kekerasan seksual, terutama dalam konteks pacaran.

“Banyak orang mengalami kekerasan, mungkin karena dia belum punya pengetahuan tentang itu. Bentuk-bentuk kekerasan itu ada banyak, seperti kekerasan verbal, kekerasan psikis, kekerasan ekonomi,” papar Aya.

Menurutnya, kekerasan itu terjadi dalam hubungan, bisa pacaran, atau dalam pernikahan.

“Jadi kalau teman-teman mengalami kekerasan oleh pasangan kaian, itu bukan bentuk kasih sayang. Itu hubungan yang toxic,” papar Aya Canina.

Reporter : Iker
Editor : Rifay