PALU- Puluhan massa aksi tergabung dalam Front Rakyat Tolak Omnibus Law (Frontal) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor dewan perwakilan rakyat (DPR) Sulteng, Selasa (14/7).
Dalam aksi unjuk rasanya mereka menolak rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (omnibus law), guna menyelamatkan negara dari cengkraman oligarki.
Dalam orasinya Koordinator Lapangan, Agus Randy mengatakan, sudah terlalu banyak persoalan dalam negeri ini, jangan lagi ditambah.
“Rancangan Undang-Undang Cipta kerja awalnya disembunyikan dari pantauan publik, akhirnya membuka tabir gelap akan kepentingan kelas serakah atas sumber daya alam (SDA) kita,” katanya.
Dia menyebutkan, negara harusnya hadir sebagai representasi rakyat, justru memberikan ruang bagi pebisnis atas RUU Cipta kerja.
“Bukan tanpa alasan negara kita dikuasai oligarki,” katanya.
Jadi kata dia, tidak heran semangat dari RUU Cipta kerja adalah bagian dari memuluskan iblis-iblis serakah menguasai dan memporak-porandakan sumber daya alam.
“Dan sudah pasti implikasi buruk atas itu rakyat tergusur, dieksploitasi dan rakyat dihisab,” ujarnya.
Siapa akan mendapatkan kekayaan negara kita?
Rakyat? Anak cucu kita? Sudah pasti hanya kelas oligarkilah akan mendapatkan kenikmatan atas sumber daya alam kita. Dan sialnya justru negara menjadi alat untuk memuluskan kelas pebisnis di Republik ini.
Olehnya, frontal menyatakan sikap, tolak Omnibus Law, stop eksploitasi buruh, penuhi hak-hak buruh migran, stop perampasan lahan petani, stop liberalisasi dan privatisasi dunia pendidikan, tolak kenaikan BPJS, peserta gratiskan rapid test. (IKRAM)