Forum Bisnis dan Investasi Awali Festival Lestari Kelima di Sigi

oleh -
Sesi obrolan yang dipandu Mercy Widjaja, Jurnalis Ekonomi Metro TV (kanan) (FOTO: media.alkhairaat.id/Iker)

SIGI – Forum bisnis dan investasi untuk inovasi berbasis alam menjadi kegiatan pembuka dari seluruh rangkaian Festival Lestari kelima di Sigi, yang termasuk dalam agenda Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), Jumat (23/06).

Bupati Sigi, Mohamad Irwan, menyampaikan, festival lestari ini adalah kali pertama dilangsungkan secara luring karena sebelumnya ada pandemi Covid-19.

“Festivali ini mengambil tema Tumbuh Lebih Baik, seperti perjalanan kami untuk terus tumbuh dan berproses menjadi kabupaten yang lestari, melalui program Sigi Hjau. Sigi Hijau lahir karena Sigi percaya bahwa lingkungan yang sehat adalah hak asasi dari seluruh masyarakat dan kunci sukses dari pembangunan di Kabupaten Sigi,” ungkap Irwan.

BACA JUGA :  Bawaslu Balut Awasi Seluruh Tahapan Pemeriksaan Kesehatan Bakal Calon

Bagi Kabupaten Sigi, kata dia, memiliki alam sehat merupakan aset utama model pembangunan yang mendorong hilirisasi berbasis alam, yang membuat daerah tidak perlu bergantung pada sektor yang rakus lahan dan bisa menghasilkan produk dan jasa yang bernilai tambah tinggi.

“Komoditas tumbuh lebih baik dengan alam yang terjaga dengan bantuan petani, dan perkebunan yang bertanggung jawab seperti kakao, vanili, kelor, kemiri, dan kelapa yang tidak hanya dijual dalam bentuk komoditas tetapi juga produk turunan,” tambahnya.

Pembahasan mengenai Forum Bisnis dan Investasi dimulai dengan pemaparan Swetha Peteru, Saintis Center for International Forestry Research (CIFOR-ICRAF).

Swettha menjelaskan bagaimana inovasi berbasis alam untuk konsep ekonomi lestari, hasil pengembangan CIFOR-ICRAF dan kaitannya dengan konsep ekonomi lestari yang diusung oleh LTKL.

BACA JUGA :  Pertamina Patra Niaga Sulawesi Tambah SPBU di Wilayah 3T

“Konsep kunci inovasi berbasis alam itu ada beberapa kategori diantaranya kategori restoratif yang intervensinya mulai dari restorasi ekologis, restorasi lanskap hutan, dan rekayasa ekologi,” jelas Swettha.

Kategori selanjutnya yaitu isu spesifik, misalnya adaptasi berbasis ekosistem, mitigasi berbasis ekosistem, dan pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem, serta jasa lingkungan adaptasi iklim.

“Kategori lainnya adalah insfrastruktur, meliputi insfrastruktur alam dan insfrastruktur hijau. Lalu ada kategori manajemen yang intervensinya ke pengelolaan wilayah pesisir terpadu, sumber daya air terpadu, dan agroforestri. Dan satu kategori lain seperti yang ada dalam slide,” lanjutnya.

BACA JUGA :  KPU Touna Segera Bentuk KPPS

Sejak tahun 2020 Kabupaten Sigi sudah mulai bereksperimen dengan berbagai cara inovatif, termasuk hilirisasi berbasis alam yang dikembangkan secara kolaboratif bersama berbagai mitra dan orang muda daerah sebagai penggerak utama.

Reporter : Iker
Editor : Rifay