SIGI — Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sigi melaksanakan sosialisasi stop aksi perundungan dan penguatan moderasi beragama di era digital kepada puluhan pelajar SMK Swasta Muhammadiyah Marawola, Senin (8/12) pagi.
Ketua FKUB Sigi, Sofyan Nur menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program kerja FKUB untuk memperkuat toleransi umat beragama di daerah dimulai dari lingkunagan sekolah. Ia menekankan pentingnya edukasi lintas agama sejak dini, terutama kepada para pelajar sebagai generasi penerus bangsa.
“Mengingat di Sigi ada lima agama yang hidup rukun dan berdampingan sejak lama, maka potensi gesekan harus terus dirawat dan dicegah. Kami turun langsung ke sekolah untuk mengampanyekan moderasi beragama dan pentingnya toleransi,” ujarnya.
Menurut Sofyan, komposisi penganut agama di Sigi didominasi oleh dua agama dengan jumlah hampir berimbang. Kondisi ini, kata dia, menjadi tantangan sekaligus tanggung jawab FKUB untuk memastikan tidak terjadi kesalahpahaman antarumat beragama.
“FKUB harus benar-benar bekerja agar keharmonisan tetap terjaga di kabupaten Sigi,” tegasnya.
Ia menambahkan, FKUB memiliki peran strategis sebagai mitra pemerintah daerah dalam merawat kerukunan antarumat beragama. FKUB memberi rekomendasi pendirian rumah ibadah, menjembatani komunikasi antartokoh agama, menampung aspirasi umat, serta melakukan mediasi jika muncul gesekan sosial keagamaan.
Selain itu Sofyan juga menerangkan bahwa kasus perundungan atau bullying banyak terjadi di kalangan pelajar hingga memakan korban. Maka dari itu, Ia mengajak dan mengingatkan kepada puluhan pelajar untuk tidak melakukan aksi bullying kepada rekannya sendiri. Karena prilaku membuli sangat bertentangan dengan ajaran semua agama.
“semua agama melarang menjelekkan orang lain, menghina martabat orang lain, olehnya bullying dan aksi kekerasan kepada sesame pelajar, mari kita tinggalkan, tidak ada manfaatnya kepada kita semua” tegasnya
Sementara itu, Kepala SMK Swasta Muhammadiyah Marawola, Sukarni menyambut baik dan memberikan apresiasi kegiatan yang telah menunjuk SMK Marwaola menjadi Lokasi kegiatan. Ia menilai sosialisasi ini sangat penting dalam membentuk karakter siswa agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
“Ini program yang baik dan luar biasa untuk membentuk peserta didik di SMK kami menjadi pribadi berbudi pekerti luhur. Saling menghormati satu sama lain tanpa memandang agama maupun suku,” ujarnya.

