MOROWALI – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Morowali menegaskan komitmennya dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di wilayahnya, termasuk di kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang berada di Kecamatan Bahodopi.
Menurut Sekretaris FKUB Morowali, Nanang Winardi, kawasan tersebut telah menjadi ikon kerukunan, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di mata dunia.
“Di Bahodopi, keberagaman sangat terasa. Semua agama, suku, dan ras ada di sini, menjadikannya sebagai miniatur Indonesia,” kata Nanang, dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Media Alkhairaat, Selasa (13/08).
PT IMIP sendiri, menurut Nanang, sangat mendukung upaya FKUB dalam memelihara kerukunan di kawasan industri. Perusahaan tersebut rutin memfasilitasi berbagai kegiatan, termasuk dialog antar umat beragama yang melibatkan tokoh-tokoh agama terkemuka, seperti Ketua FKUB Sulawesi Tengah, Prof Zainal Abidin dan Pdt Damanik dari Poso.
“Respon pihak IMIP sangat baik. Mereka menyadari bahwa kerukunan adalah syarat mutlak untuk keberlangsungan pembangunan,” jelas Nanang.
Selain itu, Nanang juga mengapresiasi rencana jangka panjang PT IMIP yang akan membangun rumah-rumah ibadah untuk berbagai agama di kawasan tersebut.
Terkait keberadaan gereja dan berdampingan dengan masjid di Desa Labota, ia menilai merupakan hal yang baik dan cermin dari kerukunan yang sesungguhnya.
“Ke depan, IMIP telah menyiapkan master plan untuk pembangunan rumah ibadah lainnya. Ini akan menjadi ikon keberagaman yang sesungguhnya,” kata Nanang.
Lebih lanjut ia mengatakan, FKUB dan IMIP juga memiliki program rutin yang dilakukan setiap triwulan.
“Di sana (PT IMIP), FKUB memberikan semacam pembinaan-pembinaan umum bahwa memelihara kerukunan ini seperti apa. Kita selalu menanamkan bahwa damai itu indah dan untuk memelihara itu tentu butuh waktu yang terus menerus, tidak boleh lelah dan menjadi besar semua tokoh agama,” jelasnya.
Dengan adanya sinergi yang kuat antara FKUB dan PT IMIP, Nanang optimis bahwa kerukunan di Morowali, akan terus terjaga.
“Semua ini adalah contoh yang baik bahwa kita bisa hidup rukun dalam perbedaan, dan kami akan terus bekerja keras untuk memelihara kerukunan ini,” pungkasnya.
Nanang mengungkapkan bahwa FKUB Morowali telah beberapa kali mengeluarkan rekomendasi terkait izin pendirian rumah ibadah.
“Kita juga melakukan sosialisasi terkait dengan pendirian rumah ibadah, yang diatur di sini adalah ketertiban dalam membangun, FKUB sama sekali tidak melarang untuk pelaksanaan beribadah, tetapi pembangunan rumah ibadah, semua harus sesuai dengan aturan yang berlaku,” jelasnya.
Langkah konkret lain yang telah dilakukan adalah bekerja sama dengan pihak Kecamatan Bahodopi membangun tugu kerukunan yang mencerminkan nilai-nilai perdamaian.
Kata dia, pada tugu yang sedang dalam proses pembuatan itu, akan berisi slogan-slogan perdamaian dari berbagai agama.
“Kita sebagai jembatan komunikasi antar berbagai agama, tugas kita memelihara kerukunan dan mencegah potensi konflik. FKUB di Morowali sangat aktif melakukan mediasi dan dialog antar umat beragama,” ujar Nanang.
Ia menegaskan, perbedaan tidak bisa ditolak. Perbedaan, kata dia, merupakan satu kondisi yang mau tidak mau harus diterima dan menjadikannya sebagai sesuatu yang indah, bukan perpecahan. (RIFAY)