PALU – Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB, FINASIM, FACP, FACG berharap, pihak Fakultas Kedokteran (FK) yang ada di Palu, baik di Universitas Alkhairaat (Unisa) maupun Universitas Tadulako (Untad) memiliki modul kebencanaan yang bisa menjadi panduan bagi pihak atau daerah lain saat menghadapi bencana alam.
“Karena memang mereka pernah ada di lokasi terjadinya bencana besar lalu dan terpapar langsung. Ke depan, justru mereka (FK Unisa dan Untad) bisa menjadi narasumber kebencanaan, bisa menjadi inspiring dan pengalaman untuk berbagi/sharing dengan daerah atau masyarakat lain sehingga ketika terjadi bencana semacam ini, mereka sudah tahu setelah belajar pengalaman di Palu,” katanya saat menghadiri pelatihan kebencanaan yang digelar FKUI, ULUNI UI dan RSCM di Aula Bapelkes Sulteng, Ahad (23/06).
Sejauh ini, lanjut dia, ILUNI UI sudah berkomitmen dari awal terjadinya bencana alam di Kota Palu dan sekitarnya. Pihaknya di FKUI dan RSCM sendiri sudah datang pada minggu-minggu pertama pascabencana.
“Kemudian UI menghimpun dana melalui ILUNI. Ini memang kita butuhkan dalam mendukung gerakan kita, termasuk di dalamnya memberikan pelatihan mengenai tanggap bencana, penanganan TBC dan mengenai persiapan rumah sakit,” katanya.
Tujuannya, kata dia, untuk meningkatkan sumber daya sehingga dana-dana yang terkumpul melalui ILUNI UI, bisa dimanfaatkan untuk jangka panjang, tidak sekadar jangka pendek saja.
Lebih lanjut dia mengatakan, masyarakat di wilayah Pasigala, pada umumnya sudah pernah kejadian bencana dan pernah mengalami fase emergency atau kegawatdaruratan. Selain itu, masyarakat juga sudah merasakan bagaimana kondisi berada di pengungsian.
“Jadi dengan pengalaman seperti ini, tentunya masyarakat juga sudah bisa belajar. Nah kita datang di sini dari segi keilmuannya. Bagaiaman memberikan edukasi kepada masyarakat saat fase-fase seperti ini. Jadi tim medis dan kader-kader kesehatan juga sudah bisa mengidentifikasi korban-korban,” tambahnya.
Untuk itu, dia berharap, dengan adanya pengalaman pribadi dan dikombinasi dengan keilmuan, maka mudah-mudahan kemampuan dari masyarakat dan kader-kader yang dilatih lebih tinggi lagi apabila terjadi musibah semacam ini.
“Tetapi di satu sisi, musibah ini adalah pembelajaran,” tutupnya.
Sabtu (22/06) hingga Ahad (23/06), kemarin, FKUI dalam wadah Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI-UI) bersama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan sejumlah pihak lainnya, bekerja sama menggelar pelatihan terkait kebencanaan.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian sejumlah program terkait kebencanaan yang digagas Iluni UI bersama RSCM, sejak awal pascabencana hingga masa rehabilitasi dan rekonstruksi saat ini.
Ada dua pelatihan yang berlangsung selama dua hari itu, yakni pelatihan manajemen bencana untuk mahasiswa dan pelatihan kepada petugas di rumah sakit untuk penangan korban bencana. (RIFAY)