PALU- Film Jodoh 3 Bujang mendapat sambutan hangat saat gala premier di Bioskop XXX Palu Grand Mall (PGM) Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (23/6).

Antusiasme penonton yang memadati lokasi pemutaran film membuat para pemain dan kru merasa terharu sekaligus melebihi ekspektasi awal.

“Awalnya kami datang dengan ekspektasi segini, tapi ternyata antusiasmenya luar biasa. Terima kasih banyak untuk teman-teman di Palu,” ujar pemeran Fadly, Jourdy Pranata, seusai pemutaran film.

Jourdy Pranata, mengatakan memiliki tantangan dengan mempelajari dialek Bugis-Makassar. Namun, cerita tentang tiga bersaudara, sangat dekat dengannya karena ia pun merupakan anak pertama dari tiga bersaudara di keluarganya.

“Tantangannya adalah menyampaikan pesan dari cerita ini, serta memberikan dimensi karakter Fadly yang believable. Saya lahir dari keluarga Minang dan tinggal di Jakarta, jadi untuk menggunakan dialek Bugis-Makassar, itu adalah tantangan utamanya. Namun, saya banyak terbantu karena baik dari kru maupun pemain juga banyak yang dari Makassar,” kata Jourdy Pranata.

Film besutan sutradara Arfan Sabran tersebut merupakan proyek fiksi pertamanya setelah sebelumnya dikenal sebagai pembuat film dokumenter. Mengangkat tema budaya dan perjodohan dalam keluarga, Jodoh 3 Bujang hadir dengan latar kuat budaya Makassar.

Bagi para pemain yang bukan berasal dari Sulawesi, film tersebut menjadi tantangan tersendiri, khususnya dalam mendalami logat Makassar yang digunakan dalam dialog.

“Susah banget, jujur. Waktunya singkat, cuma tiga minggu untuk adaptasi logat. Saya orang Jakarta, jadi terbiasa bicara bahasa Indonesia atau Inggris. Tapi ketika sampai di Makassar, semua tantangan itu terbantu dengan adanya teman-teman asli Makassar seperti Eca dan Meizura,” ujar Aisha Nura Datau, salah satu pemeran utama.

Sutradara Arfan Sabran menuturkan bahwa film tersebut tidak hanya ditujukan sebagai hiburan semata, tetapi juga ingin menyampaikan pesan-pesan mengenai cinta, keluarga, dan tanggung jawab atas pilihan hidup.

“Film ini kami harapkan bisa menjadi tontonan keluarga yang menyenangkan selama masa liburan. Lewat cerita ini juga, kami ingin mengangkat kekayaan budaya Indonesia yang selama ini belum banyak dieksplorasi,” ujarnya.

Gala premier di Palu menjadi kota ketiga dari enam kota yang disambangi dalam rangkaian tur promosi film. Film ini diproduksi oleh Starvision bekerja sama dengan Rhaya Flicks, dan dijadwalkan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 26 Juni 2025.

Menurut Arfan, kehadiran film bertema budaya lokal sangat penting untuk memperluas narasi dalam perfilman Indonesia.

“Lewat cerita ini juga, kami ingin mengangkat kekayaan budaya Indonesia yang selama ini belum banyak dieksplorasi,” ujarnya.

“Cerita-cerita lokal itu penting. Kita punya banyak kekayaan, bukan hanya sumber daya alam, tapi juga budaya dan cerita. Film ini adalah langkah kecil untuk menggali lebih banyak kisah dari daerah-daerah lain,” ujarnya.

Reporter: IKRAM