Film “Palu Pulih” Raih Video Terbaik Program KOTAKU 2020

oleh -
Cuplikan film Palu Pulih.

PALU – Film pendek berjudul “Palu Pulih” meraih terbaik umum di ajang penghargaan Video Best Practice Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Tahun 2020.

Film karya sineas muda Kota Palu ini mengisahkan, pulihnya infrastruktur lingkungan di Kota Palu melalui intervensi dana Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM).

SubProf Komunikasi Overside Servis Provider (OSP-9) Khairul Fikri menerangkan, pihaknya merasa bangga dengan prestasi dan capaian ini.

Ia mengatakan, prestasi ini adalah peran penting masyarakat yang terlibat langsung dalam mengawal program, dan secara bersama-sama membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat bencana 2018 silam.

“Teman-teman di OSP merasa bangga dengan prestasi dan capaian ini. Yang paling berperan penting sebenarnya masyarakat di lapangan. Karena kita ini sifatnya hanya mendampingi masyarakat.

BACA JUGA :  Tahanan Rutan Palu Dikabarkan Kabur, Ka Rutan Bantah

“Keberhasilan program itu adalah keberhasilan masyarakat. Karena masyarakat yang menjadi ujung tombaknya masyarakat yang menjadi pelaksana,” sebut Khairul Fikri, Kamis, (31/12) di Palu, siang.

Khairul menjelaskan ihwal pembuatan film ini, karena di tahun 2020 momentum yang penting untuk Kota Palu. Sepanjang sejarah program tahun ini, program KOTAKU di Palu mengelola dana sebanyak Rp. 63,5 miliar.

Tidak hanya itu, hasil pengamatan pekerjaan masyarakat di lapangan, menarik untuk diangkat menjadi sebuah karya film.

BACA JUGA :  Reses di Titik ke Dua Kelurahan Tondo, H. Nanang Terima Aspirasi Bervariasi

“Makanya saya coba ajak sineas Palu untuk membuat film, dan untuk mendiskusikan skenarionnya, teknisnya. Nah mulailah kita diskusi ide ceritanya terus kita pilih lokasi kegiatan terbaik menurut OSP maka terpilihlah tiga kelurahan, Tavanjuka, Palupi sama Boyaoge” katanya.

Ia menyebutkan dari film itu, ingin menceritakan kesuksesan program dan warganya yang antusias dalam membangun kembali lingkungannya masing-masing. Dan hasil pembangunan itu, telah berhasil merubah wajah lingkungan dari kumuh menjadi rapi dan bersih.

Lulu sapaan akrabnya mengatakan, lomba ini diikuti sebanyak 21 OSP dari 19 provinsi di Indonesia.

Ia juga menjelaskan, untuk memilih film terbaik, proses penjurian melibatkan Konsultan Manajemen Pusat (KMP). Penilaian di antarannya, soal ide cerita, aspek teknis dalam pembuatan video, dan aspek kualitas konstruksi yang ditayangkan dalam setiap video.

BACA JUGA :  Indosat Business Perkenalkan Solusi IoT untuk Mendukung Konservasi Mangrove di Indonesia

“Jadi teman-teman KMP juga melihat kualitas dan standar teknis dari infrastruktur yang kita tampilkan dalam video itu. Alhamdulillah kita terbaik secara umum” pungkasnya. (NANANG IP)