PALU- Yayasan Sinema Mandiri Sinekoci Palu menggelar Festival Film Tengah (FFT) 2025, bertempat di Museum Provinsi Sulawesi Tengah, Jalan Kemiri, Kota Palu, mulai Rabu 6 Agustus sampai dengan Ahad 10 Agustus 2025.

Acara ini gratis dan terbuka untuk semua kalangan dari pembuat film hingga penonton ingin menikmati berbagai karya film menarik dan menginspirasi.

Direktur Festival Ifdhal Permana mengatakan, FFT hadir sebagai ruang bersama untuk merefleksikan, mengapresiasi, dan merayakan film sebagai, praktik, pengalaman artistik dan bagian dari budaya kontemporer di Sulawesi Tengah.

“Festival ini melibatkan sineas dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga pembuat film profesional. Selain itu, festival ini juga membuka kesempatan bagi film nasional dan internasional untuk berpartisipasi,” kata Ifdhal saat konferensi pers di Sinekoci, jalan Tamako, Keluahan Donggal Kodi, Kota Palu, Sabtu (2/8) petang.

Ifdhal mengatakan, kata “Tengah” di definisikan tidak hanya sebatas geografis, “Tengah” tidak menjadi identitas untuk mewakili ruang administratif, tetapi ia di definisikan sebagai keberagaman yang harus melebur sebagai satu kesatuan baru. Ini adalah ruang untuk bertanya, mengeksplorasi, dan menantang kemungkinan-kemungkinan baru, baik dalam dunia film maupun kehidupan sehari-hari.

Direktur Artistik Taufiqqurahman Kifu menjelaskan, Festival ini menekankan pentingnya “liminalitas”, yaitu berada di ruang ambang yang terbuka untuk berbagai peluang dan pertanyaan. Konsep ini mendalam karena mencerminkan perjalanan kreatif para pembuat film yang, meskipun terbatas oleh sumber daya, tetap mampu menciptakan karya yang luar biasa.

“Festival Film Tengah adalah tempat untuk merayakan keberagaman film lahir dari situasi penuh tantangan di ruang ambang. Para sineas dari Sulawesi Tengah sering kali harus berkreasi dengan perangkat terbatas, namun justru di situlah muncul ide-ide segar luar biasa,” kata Taufiqqurahman.

Taufiqqurahman menambahkan, Festival tersebut mengapresiasi karya-karya film mampu mengangkat berbagai cerita dan gagasan melalui kreativitas dalam penggunaan teknologi produksi gambar.

“Festival Film Tengah merupakan pengembangan atau keberlanjutan dari Festival Film Pelajar pertama kali digelar di 2024 silam. Festival Film Tengah berkembang dengan cakupan lebih luas, tidak hanya untuk pelajar, tetapi juga untuk sineas umum dan komunitas film,” tuturnya.

Selain itu, kata Taufiqqurahman festival tersebut juga membuka kesempatan bagi film dari seluruh Indonesia dan dunia ikut berpartisipasi, memberikan peluang bagi karya-karya luar biasa untuk dikenalkan lebih luas.

Manajer Festival Sarah Adilah menambahkan, selain pemutaran film, FFT 2025 juga diisi dengan berbagai ragam program, seperti Ruang Tengah (Forum Komunitas), Pitching Film Project, kompetisi Film pelajar dan Umum, Non-Kompetisi hingga program kerjasama Tualang Alteraksi. Ini adalah kesempatan bagi para sineas belajar lebih banyak tentang dunia perfilman, berbagi pengalaman, dan membahas berbagai topik ada di seputarannya.

“Kami melihat peluang besar dari gerakan para filmmaker muda di Sulawesi Tengah. Dari pengalaman pribadi sebagai pembuat film memulai sejak pelajar, saya melihat bahwa mereka tidak lagi terkotak-kotak dalam kategori fiksi, dokumenter, atau film seni. Semuanya lintas disiplin,”katanya.

Sarah mengatakan, festival tahun ini menghadirkan dua kategori kompetisi yaitu Kompetisi Umum dan Kompetisi Pelajar. Sebanyak 38 film dari berbagai kabupaten di Sulawesi Tengah mengikuti kompetisi umum, sementara kompetisi pelajar diikuti oleh 14 film.

“Setelah melalui proses kurasi, enam film dari kompetisi umum dan empat film dari kompetisi pelajar dinyatakan sebagai nominasi. Film-film ini dinilai oleh tiga dewan juri didatangkan dari luar Sulawesi Tengah guna memberikan perspektif penilaian lebih luas,” katanya.

Tiga dewan juri tersebut adalah Lulu Ratna, seorang short film enthusiast, peneliti dan penggiat festival film nasional,
Khozy Rizal, Sutradara asal Makassar yang telah dikenal secara internasional
Manshur Zikri, seniman dan kurator lintas disiplin dari Forum Lenteng.