Faperta Unisa Terapkan Metode Pembelajaran Humanis

oleh -
Suasana Silaturahim dan Evaluasi Meningkatkan Kualitas Perkuliahan Faperta Unisa. Rabu,(15/9). (FOTO: IWAN)

PALU- Salah satu Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), adalah pembelajaran yang humanis yang tidak tertumpu pada nalar atau hanya mencetak para ilmuwan saja, melainkan perlunya pembelajaran yang seiris dengan perbaikan akhlak dan budi pekerti.

Hal itu dikemukakan oleh dosen senior fakultas Pertanian Unisa, Dr. Kasman Jaya Saad saat silaturahim dan evaluasi dalam rangka meningkatkan kualitas perkuliahan melalui strategi pembelajaran team teaching faperta Unisa, di aula fakultas Pertanian, Rabu, (15/9).

Menurutnya, dosen yang memberikan mata kuliah apapun, tidak sekedar menjejali nalar mahasiswa dengan ragam teori, namun miskin pesan edukatif yang memotivasi mereka untuk menjadi pribadi yang cerdas secara spiritual dan emosional.

“Ini yang saya sering katakan, seorang dosen tidak sekedar menggerakkan nalar mahasiswa, tapi harus mampu mengetuk hatinya, itu yang saya sebut pendekatan humanis,” jelasnya.

BACA JUGA :  Ketua Komda Ajak Seluruh Abnaul di Touna Berpartisipasi di Milad ke-94 Alkhairaat

Ia mengakui, masih banyak dosen yang berpikir menjadikan mahasiswanya sebagai seorang ilmuan dengan memberikan penugasan yang banyak, disisi lain, perilaku mahasiswa tidak terkontrol, tidak memiliki atitudde yang baik, tidak pandai menghargai dan menghormati orang lain.

Sejalan dengan hal itu, Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP), Spetriani mengatakan untuk tahun akademik ini mereka menerapkan metode pembelajaran mutakhir dengan tidak melupakan adab dan akhlak.

Menurutnya, tantangan perguruan tinggi saat ini bukan lagi sesama perguruan tinggi, melainkan teknologi internet alias google yang siap menjamin orang mendapatkan lapangan kerja lengkap dengan sertifikasinya. Terkait dengan hal itu, dia meminta para dosen dan mahasiswa mengubah mindset sesuai dengan perkembangan Zaman.

Menyahuti metode kurikulum MBKM, Idris, Ketua Program Studi Agroteknologi, mengatakan siap menerapkan melalui model pembelajaran fleksibility learning, hal itu menjadi penting, karena terkait dengan mutu dan tujuan akhir lulusaan yang diharapkan.

BACA JUGA :  Kafilah Kecamatan Kulawi Bawa Pulang Piala Juara Umum STQH

Sementara itu, Dekan fakultas Pertanian, Dr. Arfan mengatakan, saat ini ada sembilan dosen bergelar doktor, satu orang dalam penyelesaian studi doktoral. Untuk jabatan fungsional dosen, lanjut Dr. Arfan, saat ini baru satu orang lektor kepala, yakni, Dr. Kasman Jaya. Tiga dosen sedang dalam proses pengusulan jabfung lektor kepala di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah XVI.

Turut hadir pada kegiatan itu para dosen senior, antara lain, Dr. Aris Aksarah, Ir. Sitti Sabariyah, Dr. Hasmari Noer, Dr. Ratnawati, Dr. Muhammad Yasin, Abdul Kadir serta para dosen prodi THP dan agroteknologi.

Reporter: Iwan Laki
Editor: Nanang