Seorang Yahudi selalu bersiap diri setiap kali Rasulullah saw. melewati jalan dekat rumahnya. Jika Rasulullah saw. sudah terlihat, dia pun segera mengambil kotoran unta lalu melemparkannya ke tubuh sang manusia mulia itu.
Mendapat perlakukan tersebut, Rasulullah saw. tidak pernah marah. Beliau hanya tersenyum dan segera membersihkan kotoran tersebut.
Sekali waktu, Yahudi tersebut meludahi wajah Rasulullah saw. yang suci dari rumahnya yang berada persis di atas jalan yang biasa beliau lewati.
Kejadian semacam ini terus berulang hingga beberapa lamanya. Selama waktu itu pula Rasulullah saw. senantiasa sabar dan tidak memberi balasan, kutukan, atau pun ancaman.
Suatu hari, beliau melewati jalan itu lagi. Aneh bin ajaib, Yahudi itu tidak terlihat batang hidungnya sehingga Rasulullah saw. pun terbebas dari gangguannya.
Namun demikian, Rasulullah saw. malah penasaran. Beliau pun berusaha mencari tahu ke mana Yahudi yang setiap hari melemparinya dengan ludah dan kotoran. Selidik punya selidik, si Yahudi itu dikabarkan sakit keras sehingga tidak bisa keluar rumah.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, Rasulullah saw. bergegas ke rumah si Yahudi untuk menjenguknya. Terkejutlah si Yahudi ketika tahu bahwa Muhammad saw., orang yang setiap hari dia ganggu dan dia hina, menyambangi rumahnya ketika dia dalam keadaan tidak berdaya. Mukanya yang pucat terlihat semakin pucat.
Setelah meminta izin kepada tuan rumah, Rasulullah saw. menemui si Yahudi itu dengan baik-baik, menanyakan kabar, dan membawakan kepadanya sedikit buah tangan.
Ketakutan yang menyelimuti tubuh yang tergolek karena sakit itu, sedikit demi sedikit memudar dan akhirnya hilang. Rasa benci yang menyeruak di dadanya perlahan berganti menjadi rasa cinta. Yahudi tua itu menangis tersedu. Dia merasa malu, menyesal, dan sangat bersalah karena perbuatannya selama ini yang tidak senonoh kepada seorang manusia mulia.
Kunjungan Rasulullah saw. hari itu benar-benar telah mengubah hidupnya. Seseorang yang senantiasa dizaliminya justru menjadi orang pertama yang datang menjenguk ketika dia sakit.
Sebagai tanda terima kasih dan pertobatannya, Yahudi itu pun mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan Rasulullah saw. Dia masuk Islam karena budi baik Rasulullah saw.
Ada sekian banyak mutiara berharga yang dapat kita ambil dari kisah menakjubkan ini. Satu di antaranya adalah begitu mudahnya Rasulullah saw. memaafkan seseorang yang jelas-jelas menghinakan, mencemoohkan, dan selalu berusaha mencelakakan dirinya.
Tidak hanya itu, beliau telah bersikap ihsan kepadanya. Bukan hanya sekadar memaafkan. Lebih jauh lagi, dengan mudahnya beliau berlaku baik kepadanya. Hinaan beliau balas dengan senyuman dan doa. Upaya mencelakakan beliau balas dengan kunjungan persahabatan.
Ketika si Yahudi sakit, bisa saja beliau datang kepadanya dengan membawa misi balas dendam. Namun, itu semua jauh dari kamus kehidupannya yang suci bersih. Beliau datang ke rumah si Yahudi dengan misi sangat mulia, misi seorang tetangga yang menjenguk tetangganya yang sakit.
Kisah ini membawa sebuah pesan bahwa menengok orang yang sakit adalah perbuatan yang sangat disukai Rasulullah saw. Hal tersebut adalah salah satu sunah yang wajib kita ikuti.
Jika pada orang kafir yang jelas-jelas permusuhannya saja ada kewajiban menengoknya (dalam kedudukannya sebagai tetangga dan orang yang didakwahi), apalagi terhadap saudara seiman dan saudara sedarah yang dekat dan mengasihi kita.
Ada haknya yang harus kita tunaikan ketika dia sakit, yaitu menjenguknya, membahagiakannya, dan berusaha meringankan penderitaannya.
Kelihatannya kecil dan sepele menjenguk orang sakit. Akan tetapi, ada begitu banyak kebaikan dan kemuliaan yang ada di dalamnya. Itulah mengapa para malaikat akan berebut mendoakan orang-orang yang mau meluangkan waktu untuk menjenguk saudaranya yang sakit
Ganjaran langsung menjenguk orang sakit tergambar pula pada sabda Nabi SAW, “Seorang muslim yang menjenguk muslim lainnya di pagi hari, tujuh puluh ribu malaikat berselawat untuknya hingga sore hari. Jika dia menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat berselawat untuknya hingga pagi hari dan dia akan mendapatkan taman buah di surga.” (HR Tirmizi).
Dewasa ini semakin banyak rumah sakit semakin banyak pula yang sakit; semakin maju dunia kedokteran, penyakitpun semakin canggih.
Bila Anda juga tidak mampu mengunjungi orang sakit, berdoalah Anda antara azan subuh dan iqamah Salat Subuh dengan untaian doa, Allaahummas-tajib do’anaa, wasy-fii mardhaana warham amwatana. Artinya, “Ya Allah perkenankan doa kami, sembuhkan orang-orang sakit di antara kami dan kasihilah mereka yang mendahului kami.” Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)