PALU – Forum Sudut Pandang menyelenggarakan Extraction Echoes  pameran seni video bertempat di Marlah Hub, Jalan Ki Hajar Dewantara, Kota Palu, Sabtu (13/9) malam.

Pameran seni video diselenggarakan oleh Videocity bekerja sama dengan Forum Sudutpandang (FSDP), dengan dukungan dari British Council, berlangsung mulai 13 September hingga 23 September 2025, di mulai Pukul 17.00 WITA -22.00 WITA gratis dan terbuka untuk umum.

Pameran tersebut menampilkan karya-karya seniman dari Indonesia dan Inggris yang menelusuri sejarah serta dinamika kontemporer praktik ekstraksi sumber daya alam dan dampaknya terhadap manusia serta lingkungan.

Enam videk art dimaksud Amanda Loomes (Inggris) Whole (2018, 10 menit). Penampilan ini merupakan, eksplorasi eksperimental terhadap kehidupan pekerja di tambang pasir Moorhouse, dengan penyuntingan non-linear yang mencerminkan proses ekstraksi berulang dan kompleksitas lanskap kerja industri.

Kemudian, Jazmin Morris dan Chris Tegho (Inggris), menampilkan When T-Rex Dreams of Mangoes & Figs (2024, 7:52 menit). Karya ini membongkar infrastruktur tersembunyi dari pengalaman daring melalui glitch, loading, dan metafora buah tropis sebagai simbol kolonialisme serta ekstraksi data global.

Kristo Robot (Indonesia)
Lako (2021, 5:40 menit)
Melalui simbol benang dan gerak tubuh puitis, Lako mengangkat isu keterkaitan manusia dengan krisis iklim dan tanggung jawab kolektif atas kelangsungan planet ini.

Sarah Adilah (Indonesia), menampilkan karya yang berjudul, Typo (as if Typo) (2025, 3 menit). Karya ini merupakan, meditasi visual atas lanskap pasca-ekstraksi, menggambarkan kehilangan yang terus berkembang di tengah perampasan ruang dan sumber daya.

Selanjutnya, Sel MacLean (Inggris) dengan judul Coal (2025, 5:36 menit). Film tari pendek yang mengulas dampak penghentian pertambangan batu bara di Timur Laut Inggris, serta bagaimana masyarakat dan tanah mencoba pulih dari luka masa lalu.

Kemudian, Vania Qanita Damayanti (Indonesia), dengan karya yang berjudul, A Folk Tale From The Forest (2022, 8:34 menit). Video ini menyajikan cerita rakyat dari perspektif roh alam yang menyaksikan kerusakan lingkungan oleh manusia, serta menggugah memori kultural sebagai bentuk perlawanan dan refleksi.

Forum Sudut Pandang Muhammad Rizki mengatakan, pameran ini berlangsung di tiga lokasi berbeda, yaitu Tyneside Bar Café, Newcastle, Inggris (26 Agustus – 7 September 2025); Kongsi 8, Jakarta, Indonesia (13 September – 5 Oktober 2025) dan; Marlah! Hub, Palu, Indonesia (13 – 23 September 2025)

Melalui pendekatan artistik yang beragam, Extraction Echoes mengajak pengunjung merenungkan hubungan kompleks antara manusia dan alam dalam konteks sosial, budaya, dan geografis berbeda.

” Mulai dari warisan pertambangan batu bara di Inggris hingga kisah rakyat dan trauma ekologis di Indonesia, karya-karya ini menyajikan refleksi mendalam terhadap ketimpangan, keterhubungan, serta kemungkinan penyembuhan hubungan telah retak,” ujarnya.

Pameran tersebut juga diramaikan oleh berbagai kegiatan pembuka dan diskusi. Di Newcastle: Pembukaan pameran dan sesi tanya jawab bersama Sel MacLean pada Selasa, 26 Agustus 2025 pukul 18.00 di Tyneside Coffee Rooms. Jakarta: Pembukaan dan pengantar pameran oleh kurator dan seniman pada Sabtu, 13 September 2025 pukul 16.00 di Kongsi 8, dan diikuti oleh workshop kolase “Extraction” bersama Ika Vantiani pada Sabtu, 20 September 2025 pukul 18.15.

Kurator Rahmadiyah Tria Gayatri mengatakan, pameran tersebut mengkurasi project kurang lebih 1 tahun. Ketika pihaknya berkenalan dengan kolektif Video City mereka melihat ada kesamaan antara isu-isu dikerjakan oleh seniman video di Inggris dengan kita ada di Palu.

“Kesamaan paling tebal adalah lah. Kita punya penglihatan sama tentang bagaimana ruang hidup manusia dan alam, saling mengeksploitasi,” ujar Ama panggilan akrabnya.

Ama mengatakan, kesamaan tersebut kemudiandigagas menjadi sebuah pameran diputuskan kemudian menggunakan medium seni video. Pihaknya juga belakangan banyak mengikuti pertemuan dari proses lokakarya pameran, Bagaimana sejarah video art Indonesia dan bagaimana teman-teman di Inggris melakukan perjalanan menggunakan medium video sebagai bahasa karya mereka.

Videocity adalah jaringan kurator dan seniman internasional yang mempromosikan seni video di ruang publik, menjembatani dunia seni dengan kehidupan sehari-hari melalui media digital dan teknologi (website: www.videocity.org, dan instagram: @videocity.bs).

Forum Sudutpandang (FSDP) merupakan organisasi seni berbasis di Palu, Sulawesi Tengah, yang bergerak dalam kajian budaya, literasi bencana, dan memori kolektif. Didirikan pascabencana 2018, FSDP menjadikan seni sebagai alat pemulihan dan perlawanan terhadap ketimpangan sosial serta perusakan lingkungan.