PALU – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) bersama TNI AL telah memulai kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB), sejak tanggal 29 Oktober sampai 04 November 2024.
Di Sulteng sendiri, ERB akan mengunjungi lima pulau terluar, yaitu Bokan Kepulauan, Banggai Laut, Banggai Kepulauan (Salakan), Walea Kepulauan dan Pulau Wakai.
Ekspedisi menggunakan KRI Butana 878 dengan membawa fisik uang tunai berupa Uang Rupiah Tahun Edar (TE) 2022 sebesar Rp21,2 miliar.
ERB juga dirangkai penyaluran bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) sebesar Rp1 miliar dalam bentuk sembako, material bangunan dan peralatan elektronik untuk rumah ibadah dan sekolah.
“Melalui kegiatan ERB ini, diharapkan seluruh masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah khususnya yang berada di wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Terpencil) mendapatkan hak yang sama dalam menggunakan uang rupiah dengan kondisi layak edar sehingga memperlancar aktivitas perkonomian,” kata Kepala KPw BI Sulteng, Rony Hartawan.
Selain itu, kata dia, adanya kegiatan edukasi juga meningkatkan literasi keuangan dan kesadaran dalam penggunaan uang rupiah tidak hanya sebatas alat transaksi, namun juga kebanggan sebagai salah satu simbol kedaulatan negara.
“Dengan adanya kegiatan sosial berupa penyerahan bantuan ke fasilitas umum seperti rumah ibadah dan sekolah, kian menegaskan peran nyata Bank Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada Tahun 2024 ini, Bank Indonesia dan TNI AL secara nasional akan melaksanakan ERB sebanyak 18 kali dengan mengunjungi 90 pulau. Sampai saat ini, BI dan TNI AL telah melaksanakan 17 kali di 17 provinsi, termasuk Sulawesi Tengah.
Bank Indonesia sendiri diberikan amanat dan kewenangan oleh negara untuk melakukan pengelolaan uang Rupiah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor: 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Pengelolaan uang rupiah menjadi salah satu tugas Bank Indonesia dalam mencapai tujuan untuk menjaga stabilitas nilai rupiah, termasuk di dalamnya adalah kegiatan pengedaran uang.
Bank Indonesia mempunyai misi untuk menyediakan uang rupiah di seluruh wilayah NKRI dalam jumlah yang cukup, dengan jenis pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat serta dalam kondisi berkualitas dan layak edar.
Pengedaran dan penggunaan uang Rupiah di seluruh NKRI merupakan hal penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terdapat tiga tantangan utama Bank Indonesia dalam mengedarkan rupiah, yaitu kondisi geografis NKRI yang memiliki ribuan pulau (17.499 pulau, berbatasan dengan 11 negara tetangga). Dengan keterbatasan infrastruktur, memengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat.
Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang.
“Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang rupiah kita. Dalam konteks ini, tantangan ini perlu kami jawab dengan edukasi,” ujar Rony.
Tantangan ketiga, lanjut dia, penggunaan uang selain rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan.
Dalam menghadapi tantangan dan menjalankan misi tersebut maka BI perlu melakukan kerjasama dan bergandengan tangan dengan semua elemen bangsa, termasuk TNI AL sebagai salah satu elemen bangsa yang berada di garda terdepan dalam menjaga kedaulatan NKRI melalui kekuatan armadanya.
“Sinergi ini secara substansi mempertemukan dua kepentingan yang sama, dimana TNI AL berkepentingan menjaga kedaulatan seluruh wilayah NKRI dengan pertahanan dan BI berkepentingan menjaga kedaulatan NKRI dengan rupiah,” imbuhnya. */RIFAY