PALU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, menyatakan, terdapat enam kelurahan yang terdampak banjir kiriman Sungai Palu, Ahad (04/06).
Kepala BPBD Kota Palu, Presly Tampubolon, mengatakan, wilayah yang terendam banjir menyusul meluapnya air Sungai Palu antara lain Kelurahan Tatura Selatan, Kampung Baru, Ujuna, Nunu, Besusu Barat dan Lolu Utara.
Ia mengatakan sebagian permukiman warga berada di dekat daerah aliran sungai (DAS) dan pada waktu air sungai naik, airnya meluap ke rumah warga.
Ssuai data sementara, kata Presly, tercatat sekitar 600 rumah tersebar di enam kelurahan di Kota Palu hingga kini masih terendam banjir sehingga sebagian besar warga terpaksa mengungsi sementara ke rumah tetangga dan tempat aman lainnya.
Ia juga mengatakan telah membangun posko pengungsian di Kelurahan Lolu Utara untuk menampung para warga yang terpaksa meninggalkan rumahnya yang tergenang air.
“Sampai sekarang ini baru ada satu posko pengungsi yang kami bangun dan masih ada permintaan lagi untuk sejumlah titik banjir,” kata Presly.
Pihaknya telah mendata dan langsung menyalurkan bantuan logistik berupa tenda dan bahan makanan ke semua titi-titik banjir yang ada di enam kelurahan di Kota Palu.
Dia juga menambahkan sejak Minggu siang, pihaknya bersama sejumlah instansi terkait di Palu telah melalukan langkah-langkah antisipasi naiknya air sungai di beberapa titik.
Di antaranya dengan memasukan pasir ke dalam karung untuk mengatasi air sungai di beberapa titik agar tidak sampai naik dan meluap karena hingga kini air Sungai Palu di beberapa wilayah sudah hampir sampai dibatas tanggul pengaman sungai.
Ia juga meminta warga di wilayah lainnya yang permukimannya dekat dengan daerah aliran sungai (DAS) untuk tetap waspada karena air Sungai Palu tampak masih berpotensi bertambah besar karena hujan di hulu masih berlangsung.
Banjir yang melanda beberapa wilayah permukiman penduduk di Kota Palu merupakan banjir kiriman akibat curah hujan di hulu Sungai Palu dalam beberapa hari ini.
Pemerintah Kelurahan Ujuna, Kecamatan Palu Barat, mengutarakan sedikitnya ada 100 rumah warga yang terendam air.
“Masuknya air ke perumahan warga itu disebabkan beberapa factor, diantaranya wilayah bantaran ini memiliki tanah yang lembab dan berair. Tapi faktor utamanya adalah buruknya pintu air, bahkan ada selokan yang dibuang langsung ke sungai namun tidak memiliki pintu air. Inilah yang menyebabkan masuknya air ke perumahan warga,” kata Lurah Ujuna, Rusdin.
Sejauh ini, pihaknya belum memiliki data jumlah kerugian yang dialami warga.
“Saya akan terus memantau dan tetap berkoordinasi dengan instansi terkait,” pungkasnya. (HAMID/YAMIN/ANT)