PALU – Gubernur Provinsi Sulteng, Longki Djanggola, mengingatkan kepada semua pihak agar saling menghargai, menghormati dan tidak saling menggangu, apalagi melakukan persekusi dan hal lainnya yang dapat mengganggu perdamaian.
Hal itu disampaikan Gubernur terkait akan diadakannya Deklarasi Akbar #2019GantiPresiden di Sulteng, bulan ini. Sesuai rencana, deklarasi akan dihadiri para inisiator dari pusat, di antaranya Neno Warisman, Mardani Ali Sera, Ahmad Dhani, dan Sang Alang.
Gubernur berharap, kegiatan deklarasi dapat berjalan lancar, aman dan terkendali.
Gubernur kepada MAL, Kamis (12/09), mengatakan, sesuai pernyataan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), gerakan tagar 2019 Ganti Presiden itu tidak termasuk pelanggaran dan bukan kampenye.
“Demikian halnya pernyataan yang disampaikan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, bahwa tagar 2019Ganti Presiden tidak melanggar,” katanya.
Terpisah, relawan Emak-Emak #2019GantiPresiden Sulteng telah menyatakan kesiapannya untuk mendukung jalannya deklarasi akbar nanti.
Diketahui, salah satu inisiator pusat, Neno Warisman, menjadi wanita inspiratif bagi sebagian emak-emak di Indonesia yang sebelumnya mendapat persekusi di beberapa daerah saat datang menghadiri deklarasi #2019Ganti presiden.
Sekretaris Panitia Deklarasi Akbar #2019GantiPresiden, Edi Setiawan, mengatakan, saat ini relawan emak-emak sedang melakukan konsolidasi dengan berbagai organisasi masyarakat (ormas), komunitas, majelis ta’lim khusus wanita untuk membentuk Emak-Emak#2019GantiPresiden.
Selain itu, kata dia, relawan emak-emak akan mengawal kedatangan Neno Warisman dan tim yang datang untuk melakukan deklarasi.
Adapun kata Edi, yang mendasari emak-emak adalah persekusi yang dilakukan sejumlah kelompok kepada Neno Warisman di Pekanbaru, Riau.
“Yang seharusnya pihak pengamanan membubarkan orang pengacau, bukan kepada orang yang mendeklarasikan yang sesuai konstitusional,” katanya.
Apalagi, kata dia, Neno Warisman hanyalah seorang wanita dan ibu rumah tangga biasa yang seharusnya diayomi dan dilindungi, bukan dipersekusi.
“Lebih-lebih lagi, karena dipicu harga-harga komuditas di pasaran yang semakin hari mengalami kenaikan harga, makanya tahun 2019 ganti presiden,” imbuhnya diamini salah satu relawan, Irma Caroline.
Sebelumnya, Presidium #2019GantiPresiden Sulteng, Andi Akbar mengatakan, selain para inisiator dari pusat, deklarasi nanti akan dihadiri puluhan ribu massa yang berasal dari berbagai wilayah di Sulteng.
“Jumlah massa kita perkirakan akan dihadiri sekitar 15 ribu sampai 20 ribu orang, tidak hanya Kota Palu saja, tetapi (massa) juga datang dari berbagai wilayah di Sulteng,” pungkas Andi Akbar. (IKRAM)