GOWA – Sebanyak 600 peserta di Gowa, Sulawesi Selatan antusias mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” secara virtual di Sulawesi, Jumat (08/10).
Rangkaian program ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi, dengan tema “Membangun Demokrasi di Ruang Digital”.
Empat narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing akademisi dan Head of Creative PT Digital Solusi Master, M Adhi Prasnowo; dosen dan kreator konten, Qudratullah; konsultan media sosial dan internet marketing, Arfah Aksa Ali; serta Digital Marketing Consultant dan Founder @ZonaNyamanKafe, Rosmini Hamid. Jalannya kegiatan dipandu moderator yaitu Ady Putong.
Memasuki sesi pemaparan materi, hadir M Adhi Prasnowo sebagai narasumber pertama yang menyampaikan tentang “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Menurut Adhi, berselancar secara positif merupakan perilaku berinternet untuk mendapatkan, menyebarkan, dan memproduksi informasi yang tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku.
Untuk itu, kata dia, keterampilan yang dibutuhkan antara lain, komunikasi profesional, paham penggunaan gawai dan komputer, strategi marketing dan promosi, mengedit foto atau gambar, serta mengoptimalisasi mesin pencari.
“Mutakhirkan skill dan kemampuan yang telah dimiliki saat ini,” imbuhnya.
Selanjutnya, Qudratullah menyampaikan paparan berjudul “Bebas namun Terbatas, Berekspresi di Media Sosial”. Ia mengatakan, setiap warganet dapat mengekspresikan aspirasi, gagasan, harapan, opini, dan karyanya di media sosial. Namun, warganet mesti bijak karena tidak semua harus diekspresikan, khususnya unggahan yang dapat menyinggung orang lain.
“Di dunia nyata, orang akan lebih santun jika berinteraksi dengan orang yang belum dikenal, tapi di media social orang dengan mudah mencela dan menghakimi tanpa mengenalnya lebih dulu,” kata dia.
Pemateri ketiga, Arfah Aksa Ali yang memaparkan materi bertema “Mengenal Lebih Jauh Cara Menyuarakan Pendapat di Dunia Digital”, mengatakan, sejatinya semua hal dapat disampaikan di media sosial, kecuali konten yang berkaitan dengan pornografi, SARA, kekerasan, hoaks, perundungan, serta ujaran kebencian.
Selain itu, informasi diri, perasaan atau masalah pribadi, dan keuangan hendaknya tidak diumbar di media sosial.
“Hindari memposting foto kartu kredit, slip gaji, dan tumpukan uang. Ini bisa jadi sasaran empuk perampokan,” jelasnya.
Adapun Rosmini Hamid, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Rekam Jejak Dunia Digital”. Ia mengatakan, jejak yang ditinggalkan warganet di dunia maya dapat menjadi informasi yang menggambarkan kepribadiannya. Sehingga, perlu dikelola dengan baik agar terhindar dari penyalahgunaan orang tak bertanggung jawab. Risikonya, kata dia, antara lain, pencurian identitas, pembobolan data dan rekening, serta rusaknya reputasi pribadi.
“Sejak 2017, sebanyak 70% perusahaan di Amerika Serikat menggunakan media social dalam melirik profil pencari kerja,” ujar dia.
Pada sesi tanya jawab, salah seorang peserta, Jumhan, bertanya tentang kiat menghindari konflik di media sosial.
Menanggapi hal itu, Qudratullah bilang, warganet semestinya mengetahui kapasitas diri dalam konflik yang ditemui di media sosial dan tidak ikut campur dalam urusan pribadi orang lain.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan
secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan
informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. ***