Ekspor Sulteng Meningkat 18,97 Persen dan Impor 47,09 Persen

oleh -
Besi (ilustrasi)

PALU – Besi dan baja menjadi penyumbang terbesar bagi nilai ekspor maupun impor di Sulawesi Tengah. Dari catatan Badan Pusat Statistik, peningkatan ekspor selama Desember 2022, 18,97 persen, akan tetapi impor lebih meningkat lagi, Desember 2022, 47,09 persen.

Rinciannya, selama Desember 2022, total ekspor senilai US$1.829,30 juta, naik US$291,71 juta atau 18,97 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kontribusi terbesar terhadap ekspor berasal dari besi dan baja senilai US$1.036,22 juta atau 56,65 persen dari total nilai ekspor.

Sementara Tiongkok masih merupakan negara tujuan utama ekspor. Dimana pada ekspor itu senilai US$1.047,33 juta atau 57,25 persen dari total nilai ekspor.

Kepala BPS Provinsi Sulteng Simon Sapary mengatakan, Pelabuhan Kolonodale berperan senilai US$1.590,57 juta atau 86,95 persen dari total nilai ekspor.

Selama Januari-Desember 2022, total nilai ekspor tercatat US$19.016,73 juta, melalui Sulawesi Tengah sebesar US$18.967,34 juta dan provinsi lain sebesar US$49,39 juta.

Sementara, selama Desember 2022, total impor senilai US1.056,58 juta, naik US$338,26 juta atau naik 47,09 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kontribusi terbesar impor berasal dari besi dan baja senilai US$217,30 juta atau 20,57 persen dari total nilai impor.

“Tiongkok merupakan negara asal impor terbesar senilai US$524,99 juta atau 49,69 persen dari total nilai impor,” ungkap Simon Sapary kepada media ini, Kamis (2/2).

Simon mengatakan, pelabuhan Morowali berperan senilai US$1.018,29 juta atau 96,38 persen dari total nilai impor.

Selama Januari-Desember 2022, total nilai impor tercatat US$10.357,20 juta.

Reporter Irma