POSO – Haswiadi Taher, atau yang lebih dikenal dengan Adi Taher, eks narapidana kasus terorisme dari Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, menyatakan dukungannya terhadap program pemerintah dan upaya deradikalisasi di wilayah tersebut.

Adi Taher sebelumnya terlibat dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso dan dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun.

Setelah menjalani masa tahanan di Lapas Cibinong dan Nusakambangan, ia bebas setelah dua tahun tujuh bulan. Sekembalinya ke kampung halaman, Adi Taher sempat mengelola kebun cokelat milik keluarganya sebelum bekerja di Morowali.

Kini, setelah kembali ke Poso karena kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan pascaoperasi, Adi Taher menyampaikan apresiasinya terhadap pihak kepolisian, khususnya Satgas Operasi Madago Raya, yang telah berkunjung dan bersilaturahmi dengannya.

“Saya berterima kasih kepada pihak kepolisian yang sudah datang dan berkomunikasi dengan saya. Saya harap kunjungan ini terus berlanjut agar hubungan antara eks napiter dan aparat tetap terjalin baik,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di Poso serta mengajak masyarakat untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran paham radikal dan terorisme. Adi Taher juga berkomitmen untuk membantu program deradikalisasi di desanya.

“Mari kita bantu pihak kepolisian menciptakan keamanan di Poso. Dengan situasi yang kondusif, masyarakat akan merasa aman, dan pembangunan ekonomi akan terus maju. Jangan mudah terpengaruh hal-hal yang merugikan diri sendiri dan keluarga,” tambahnya. *