POSO – Salah satu eks narapidana terorisme (napiter) asal Kabupaten Poso, Taufik alias Ulung, menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan Operasi Madago Raya Tahun 2025.
Ia siap membantu aparat dalam menjaga keamanan dan mencegah penyebaran paham radikal di wilayahnya.
Taufik sebelumnya ditangkap oleh Densus 88 Antiteror pada 27 Mei 2022 karena keterlibatannya dalam jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Poso serta dukungannya terhadap pemahaman Daulah Islamiyah.
Setelah menjalani proses hukum, ia bebas dari Lapas Kelas IIB Tegal, Jawa Tengah pada 24 Maret 2025 dengan status pembebasan bersyarat berdasarkan surat keputusan bernomor WP.13.PAS.PAS21.PK.05.04-239, setelah lebih dulu menyatakan ikrar setia kepada NKRI.
Saat ditemui pihak kepolisian, Taufik menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak Satgas Operasi Madago Raya yang telah bersilaturahmi ke kediamannya.
Ia berharap hubungan komunikasi yang telah terjalin dengan aparat dapat terus diperkuat demi menciptakan kamtibmas yang kondusif.
“Saya ucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian dari Satgas Madago Raya yang telah datang bersilaturahmi. Semoga hubungan ini bisa terus terjalin agar kita bisa bersama menjaga keamanan di Poso,” ungkap Taufik.
Meski belum memiliki pekerjaan tetap, Taufik kini berupaya memenuhi kebutuhan keluarga dengan membeli BBM jenis solar dan pertalite dari SPBU Moengko, untuk kemudian dijual kembali kepada para nelayan dan petani yang membutuhkan.
Ia juga aktif mengelola lahan kebun di belakang rumah orang tuanya yang rencananya akan ditanami kakao (cokelat).
Sebelum penangkapannya, Taufik sempat bekerja sebagai security di kantor PLN Kelurahan Moengko Lama. Namun ia berhenti karena tidak diangkat sebagai karyawan tetap dan tidak menerima gaji selama tiga bulan.
Taufik mengajak masyarakat, khususnya di wilayah Poso Kota, untuk menolak paham intoleransi dan terorisme serta mendukung pelaksanaan Operasi Madago Raya 2025 sebagai bagian dari pemulihan keamanan yang berkelanjutan di Poso.