BALIKPAPAN – Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) diperkirakan akan tumbuh tinggi pada triwulan (TW) II Tahun 2023.
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulteng memperkirakan, ekonomi Sulteng berada pada kisaran 10,53% sampai 12,53% (yoy) di TW III tersebut.
Menurut Kepala KPw BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat, perkiraan pertumbuhan ekonomi ini didasarkan pada beberapa hal, seperti meningkatnya kapasitas utilisasi industri pengolahan nikel seiring dengan semakin optimalnya power plant di IMIP dan meningkatnya konversi smelter NPI menjadi nickel matte.
“Telah commissioning 16 lini produksi NPI (Nickel Pig Iron) hingga triwulan II 2023 dan ramp up produksi yang meningkat mendorong output yang lebih optimal di triwulan III 2023,” jelas Dwiyanto, pada kegiatan capacity buliding wartawan, di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (29/08).
Anto, sapaan akrabnya juga menguraikan beberapa hal lain yang menjadi indikator proyeksi pertumbuhan ekonomi Sulteng di TW III Tahun 2023 tersebut, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terjaga di level optimis, mendorong konsumsi masyarakat lebih lanjut. Selain itu, produktivitas sektor pertanian menjaga pertumbuhan lapangan usaha (LU) untuk tumbuh positif.
“Realisasi belanja fiscal APBN dan APBD diprakirakan terus meningkat,” ujarnya.
Dari proyeksi tersebut, kata dia, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai, yakni delay commissioning smelter oleh perusahaan pengolahan nikel dan risiko resesi di tingkat global yang dapat menahan pertumbuhan kinerja industri pengolahan.
“Kondisi geopolitik Russia-Ukraina yang masih penuh ketidakpastian dan perlambatan produksi stainless steel serta produk turunan nikel lainnya,” katanya, didampingi Deputi Kepala Perwakilan BI Sulteng, Miko Bayu Aji.
Di TW II tahun 2023 sendiri, ekonomi Sulteng juga tumbuh tinggi pada level 11,86% (yoy), lebih tinggi dari kawasan Sulampua dan nasional sehingga menjadikan Sulteng sebagai ekonomi terbesar kedua di Sulampua.
Secara sektoral, pertumbuhan didorong industri pengolahan dengan andil terbesar (8,35%). Dari sisi pengeluaran, andil pertumbuhan ekonomi tertinggi berasal dari net ekspor (7,29%).
“Penambahan kapasitas industri pengolahan di Sulteng terus berlanjut di triwulan II 2023 dan masih berada di level dua digit. Kabupaten Morowali dan Morowali Utara sebagai basis industri pengolahan di Sulteng menyerap realisasi yang tinggi,” jelasnya.
Di tahun 2021, lanjut dia, Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia bersama Australia dan Sulteng sendiri , cadangan bijih nikel baik yang bersifat sumber daya maupun cadangan, merupakan ketiga terbesar di nasional.
“Berdasarkan data Shanghai Metal Market Mei 2023, setidaknya telah Terdapat 82 line smelter yang memproduksi NPI di Sulteng dan terdapat 11 line yang commissioning di triwulan II 2023,” imbuhnya.
Capacity buliding wartawan yang digelar oleh BI Sulteng selama dua hari di Kalimantan Timur, diisi dengan berbagai kegiatan.
Selain penyampaian materi dari Kepala KPw dan Deputi Kepala Perwakilan BI Sulteng, materi juga diisi oleh Wartawan Republika, Elba Damhuri.
Elba menguraikan beberapa tips menulis berita-berita ekonomi agar lebih mudah dicerna dan mau dibaca oleh masyarakat.
Materi lainnya dibawakan oleh pihak KPw BI Kaltim, yang memaparkan bagaimana peluang provinsi tetangga, termasuk Sulteng, ketika IKN sudah terealisasi di Kalimantan Timur.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi titik nol Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Selasa (30/08). (RIFAY)