Tak terasa, kita kembali berada di salah satu momen paling agung dalam kalender Islam: Bulan Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam penanggalan Hijriah.

Bulan ini bukan sekadar penutup tahun, melainkan puncak spiritual yang menyimpan banyak keutamaan dan peluang pahala besar bagi umat Islam.

Allah Ta’ala berfirman: “Demi fajar, dan malam yang sepuluh…” (QS. Al-Fajr: 1–2)

Para mufassir menjelaskan bahwa yang dimaksud “malam yang sepuluh” adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah—hari-hari yang oleh Rasulullah ﷺ sendiri disebut sebagai hari terbaik sepanjang tahun untuk beramal shalih.

10 Hari yang Tak Tertandingi

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini.”
(HR. Bukhari)

Bahkan dibanding jihad di jalan Allah—kecuali jihad yang mengorbankan jiwa dan harta tanpa kembali—amalan di hari-hari Dzulhijjah lebih utama. Subhanallah.

Lalu, bagaimana kita sebagai hamba Allah menyambut hari-hari istimewa ini?

Bulan Haji, Bulan Pengorbanan

Dzulhijjah adalah bulan haji, ibadah agung yang menggambarkan totalitas ketundukan dan cinta kepada Allah. Pada bulan ini pula kita mengenang kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimassalam, yang menjadi simbol keikhlasan, keberanian, dan keteguhan iman.

Bagi yang belum mampu berhaji, Allah bukakan jalan pahala melalui puasa Arafah (9 Dzulhijjah), yang disebut Rasulullah ﷺ sebagai penghapus dosa setahun lalu dan setahun yang akan datang (HR. Muslim). Sungguh kemurahan Allah yang tiada tara.

Saatnya Menjadi Lebih Baik

Momen Dzulhijjah dan Idul Adha bukan hanya tentang qurban dan ritual, tapi juga tentang penyucian jiwa dan peneguhan komitmen kepada Allah.

Inilah saat yang tepat untuk memperbanyak dzikir dan doa, melaksanakan puasa sunnah, menyambung silaturahim, menunaikan qurban bagi yang mampu, berinfaq dan membantu sesama.

Semuanya adalah bentuk nyata dari cinta kita kepada Allah dan sesama manusia.

Kita dan Qurban: Apa yang Kita Persembahkan?

Qurban bukan hanya tentang menyembelih hewan. Lebih dari itu, ia adalah simbol kesediaan kita mengorbankan ego, ambisi, dan dunia demi keridhaan Allah. Setiap kita bisa bertanya: “Apa yang bisa aku korbankan di jalan Allah hari ini?”

Mungkin itu waktu, tenaga, harta, atau bahkan sikap kita yang selama ini jauh dari ajaran Islam. Kini saatnya mendekat. Kini saatnya berubah.

Dzulhijjah adalah Undangan Cinta dari Allah

Di tengah dunia yang penuh hiruk-pikuk, Allah menghadirkan Dzulhijjah sebagai undangan untuk kembali kepada-Nya. Ia membuka pintu pahala, menghamparkan karpet ibadah, dan mengundang kita untuk menjadi hamba yang lebih bertaqwa.

Mari kita jawab undangan itu, dengan hati yang lapang dan tekad yang kuat. Semoga kita semua menjadi bagian dari hamba-hamba yang mendapat keberkahan Dzulhijjah dan kemuliaan di Hari Raya Qurban. Wallahu a’lam

RIFAY (REDAKTUR MEDIA ALKHAIRAAT)