POSO – Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Qur’an Tilawati Baitul Makmur, menyatakan dukungannya atas upaya Satgas Operasi Madago Raya 2023 dalam mencegah penyebaran paham radikal atau deradikalisasi di Kabupaten Poso.

Ponpes yang beralamat di Jalan Abd. Wahab, Lorong Swirigading, Kelurahan Sayo, Kecamatan Poso Kota Selatan, Kabupaten Poso ini dipimpin KH Ahmad Suhardi.

Sistem pembelajaran pada ponpes itu menggunakan kurikulum pendidikan yang berlaku, ditambah dengan kurikulum Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Para santri setingkat SMP dan SMA dibekali ilmu keagamaan dan kebangsaan berupa penguatan NKRI, sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam mengisi pembangunan di Kabupaten Poso dan memiliki

Tenaga pengajarnya sendiri merupakan alumni perguruan tinggi negeri dan swasta, alumni Pondok Pesantren Tahfiz Darul Furqan Tangerang Banten serta alumni Timur Tengah, Yaman.

“Ada juga kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler sekolah seperti karate, basket, futsal, grup belajar dan lainnya,” kata Pimpinan Ponpes, KH Ahmad Suhardi, saat menerima kunjungan Tim Satgas Madago Raya, belum lama ini.

Menurutnya, Ponpes Tahfidz Qur’an Tilawati Baitul Makmur ini berada dibawah naungan Yayasan Tiawati Poso. Di awal berdiri tanggal 27 Juli tahun 2019, masih berupa Rumah Tahfidz Tilawati Baitul Makmur. kemudian tahun 2020 diubah menjadi ponpes.

“Kami akan selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung karena ini adalah ponpes umum bagi siapa saja yang ingin memasukkan anaknya untuk dididik. Para anak santri yang ada di ponpes ini tidak hanya dari wilayah Poso saja, tetapi dari luar juga ada,” katanya.

Ia menyatakan, pihaknya bersedia bekerja sama dengan pihak kepolisian terutama dalam hal mencegah berkembangnya pemahaman radikal di Kabupaten Poso.

Selain itu, pihaknya akan selalu bersedia bersinergi dengan kepolisian serta mendukung program pemeliharaan kamtibmas, agar apa yang menjadi harapan semua warga Poso bisa terwujud, yakni keamanan dan kondusivitas yang semakin terjaga.

“Seperti kita ketahui bersama bahwa terorisme adalah merupakan hal yang sangat kompleks, karena berbagai faktor yang melatarbelakangi. Oleh sebab itu, upaya penanggulangannya tidak dapat dilakukan oleh satu pihak, melainkan dilaksanakan dengan multi pihak,” ungkap Ahmad.

Ia meminta kepada semua pihak untuk ikut menjaga situasi ketertiban dan keamanan karena semua itu membutuhkan kerja sama semua elemen masyarakat.

“Apalagi dalam situasi saat ini sangat rentan adanya provokasi-provokasi dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang bisa membuat situasi tidak kondusif. Karena itu perlu kerja sama semua pihak, saling komunikasi sehingga apabila ada hal-hal yang dapat mengganggu kamtibmas dapat segera diatasi,” imbuhnya. *