PALU – Relawan yang menamakan diri To Kaili, menyatakan dukungannya kepada pasangan bakal calon gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Ahmad Ali (AA)-Abdul Karim Aljufri (AKA).

Ketua Relawan To Kaili, DI Djaelani Lasama, mengatakan, relawan ini hadir untuk menghindari upaya-upaya rasisme atau primordialis, serta pengkerdilan To Kaili yang tidak mencerminkan semangat nasionalisme dalam pesta demokrasi.

“Karena defenisi To Kaili yang edukatif adalah mereka yang berkata tidak kepada semua bentuk buruk. Baik itu Ledo, Unde, Bare’e , Ta’a, Lauje, Tialo, Siant, De’na, termasuk Nahina (Bungku) adalah to Kaili yang berkata tidak,” ungkapnya, Senin (22/07).

Lanjut dia, semangat Relawan To Kaili sesungguhnya adalah merawat persatuan dan kesatuan semua etnis dalam konteks Pilkada 2024, bukan justru memanfaatkan isu-isu kesukuan yang mengarah kepada perpecahan.

“Makanya kami menggalang semua etnis dan kelompok dalam satu payung To Kaili untuk memenangkan Ahmad Ali di Pilgub Sulteng,” serunya.

Menurutnya, dalam pandangan Relawan To Kaili, karakter yang sudah mengimplementasikan komitmen kebaikan kepada masyarakat, ada pada Ahmad Ali.

Hal ini, lanjut dia, terbukti dengan menyekolahkan ribuan anak Sulteng yang tidak mampu, mengumrohkan banyak orang, membantu dan membangun banyak rumah ibadah, serta masih banyak kebaikan lainnya yang sudah diperbuat untuk masyarakat.

“Ahmad Ali adalah orang yang komitmen dari segi perkataan dan perbuatan. Dia rela mengatakan tidak terhadap tawaran jabatan tinggi di nasional dan memilih mengabdikan dirinya untuk sulteng,” terangnya.

Djaelani menegaskan, konteks pilkada bukan perhelatan untuk pertarungan menang kalah di atas panggung demokrasi, tapi pilkada adalah siapa yang paling peduli dengan rakyat Sulteng.

Relawan To Kaili sendiri beranggotakan etnis Tionghoa, Bugis, Jawa dan masih banyak etnis lainnya.

Sejauh ini, Relawan To Kaili sudah terbentuk di 7 kabupaten, dengan jumlah anggota yang terdata mencapai 270 orang. *