Buntut Penembakan Polisi, Polda Terjunkan Dua Peleton ke Parimo

oleh -
Dua personil polisi yang ditembak OTK di Kabupaten Parigi Mautong tiba di Puskesmas Sausu untuk dilakukan pertolongan pertama sebelum di rujuk ke RS Bhayangkara Palu, Senin (31/12). (FOTO : MAL/Mawan)

PARIMO – Dua anggota polisi dikabarkan tertembak setelah terlibat kontak senjata dengan orang tak dikenal (OTK) di Dusun Salubose, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Senin (31/12).

Dua personil polisi itu diketahui bernama Bripka Andrew Maha Putra, anggota Intel Brimob dan Bripda Baso, anggota Satuan Intelkam Polres Parimo.

Kedua polisi itu masing – masing terluka di bagian lutut kanan, sedangkan Bripka Andrew tertembak di bahu kiri.

Setelah sekitar 30 menit bertahan di lokasi kontak tembak, dua polisi yang terluka itu pun berhasil dievakuasi ke Puskesmas Sausu untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Wakapolda Sulteng, Kombes Polisi Setyo Boedi Moempoeni Harso yang dikonfirmasi sejumlah jurnalis di Ruang Rupatama Mapolda setempat, membenarkan kejadian tersebut.

Ia mengatakan, insiden baku tembak itu terjadi saat aparat Polres Parimo sedang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) atas penemuan korban mutilasi.

“TKP kurang lebih satu setengah kilometer dari Polsek Sausu,” katanya.

Orang nomor dua di Mapolda Sulteng itu belum bisa memastikan siapa kelompok pelaku yang menyerang polisi tersebut, karena anggotanya masih mendalami di lapangan.

Dia mengaku enggan berspekulasi apakah kejadian itu bagian dari aksi teror menjelang malam pergantian tahun 2018.

Untuk memperkuat pengamanan dan mengejar pelaku penembakan di lokasi itu, pihak Polda Sulteng telah mengerahkan sebanyak dua satuan setingkat peleton Brimob ke TKP.

Hingga saat ini dikabarkan, dua anggota polisi yang menjadi korban baku tembak itu sedang dalam perjalanan menuju Kota Palu. (Mawan/Faldi)

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.