PARIMO – Dua Kecamatan di Kabupaten Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) masuk dalam ujicoba program Indeks Pertanaman (IP) padi 400. Program tersebut merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan khususnya padi.
Kecamatan yang tersentuh program tersebut adalah, Kecamatan Balinggi, dengan luas lahan 5000 hektare dan Kecamatan Parigi Selatan seluas 500 hektare sebagai lumbung pangan wilayah tersebut.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Parimo, Hadi Safwan, mengatakan, program dicetuskan Kementerian Pertanian ini uji cobakan kepada 5.500 hektare lahan, yang mana sistem IP 400 mendorong petani empat kali panen dalam setahun agar produktivitas petani lebih meningkat.
“IP 400 baru perdana diterapkan Parimo sesuai instruksi Kementerian Pertanian,” ungkapnya saat dihubungi, Jum’at (04/02).
Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Penyuluh Pertanian (UPT-BPP) Kecamatan Parigi Selatan, Ramadhan Firman menjelaskan, dari 66 Kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Parigi Selatan, 10 kelompok diantaranya menjadi sasaran uji coba indeks pertanaman.
“Salah satu terobosan yang dilakukan Kementan saat ini, yakni menggunakan skema pola tanam padi IP400, dikelola melalui klaster kawasan berbasis korporasi petani guna meningkatkan produksi beras nasional,” jelasnya.
Kata Ramadhan, Parimo salah satu daerah penopang ketahanan pangan Sulteng menjadi sasaran pola tanam IP 400, dengan harapan petani lebih produktif, sekaligus memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi petani.
Dalam uji coba ini, Kementan juga telah menyediakan benih varietas unggul seperti Dodokan, Siluginggo dan Inpari-1, termasuk upaya pengendalian hama/penyakit terpadu (PHT) dilakukan lebih operasional, pengelolaan secara terpadu spesifik lokal, serta menajemen tanam dan panen secara efisien.
“Perlu kerja sama lintas instansi untuk mendukung program ini, salah satunya penyediaan irigasi agar air mengalir secara konsisten, karena salah satu syarat program tersebut adalah ketersediaan air,” ujarnya.
Ia menuturkan, 500 hektare target luas lahan dimanfaatkan di Parigi Selatan pada pola tanam IP 400 dibutuhkan dukungan peralatan dan mesin pertanian (alsintan), yang mana Poktan di wilayah tersebut membutuhkan kurang lebih 24 unit alsintan untuk memaksimalkan penggarapan lahan.
Ia menambahkan, rata-rata empat siklus panen per hektare, paling rendah petani mengahasilkan 3,5 ton gabah kering.
“Dengan hitungan rata-rata seperti itu, petani bisa memproduksi gabah kering panen kurang lebih 7.000 per tahun dilahan seluas 500 hektare dibandingkan panen dengan siklus tanam normal,” tutupnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin