BATAM – Sedikitnya ada lima kunci utama atau Five G yang dilakukan Badan Pengusahaan (BP) Batam dalam mengembangkan investasi dan kawasan industri sebagai persiapan daerah penyanggah IKN RI.
Kelima kunci G tersebut, masing-masing, good plan, good institusi/regulasi, good Infrastruktur, good attraction dan good leadership.
Hal ini mengemuka dalam kegiatan kunjunhan kerja (kunker) Komisi II DPRD Sulteng, di Batam, Kamis (27/10).
Kunker dipimpin ketua komisi II, Yus Mangun didampingi wakilnya, HM Nur Dg Rahmatu dan anggota komisi II lainnya, Suryanto, Faisal Alatas, H Tahir H Siri, Muslih, Rosmini dan Siti Halima Ladoali.
Rombongan komisi II diterima Kepala Pusat KEK BP Batam, Irfan Syakir yang didampingi Kabid Pengembangan KEK Hermawan, Irfan.
Irfan menjelaskan, pengembangan investasi dan kawasan yang dilakukan BP Batam dalam kurun beberapa tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang luar biasa.
Menurutnya, selain perencanaan yang baik, kekuatan institusi dan daya tarik yang baik, yang paling penting adalah kepemimpinan.
“Komunikasi pemimpin yang baik kepada semua pihak, termasuk kepada rakyatnya menjadi hal yang paling penting. Kebetulan wali kota kami ini dari awal sudah sangat baik komunikasinya dengan semua pihak termasuk dengan paguyuban yang jumlahnya sangat banyak di daerah ini,” jelas Irfan.
Ketua Komisi II, Yus Mangun, mengatakan, Sulteng memiliki dua kawasan industri, di Morowali dan KEK di Palu.
Khusus di Palu, kata politisi Golkar itu, belum nampak impactnya dalam menggerakkan ekonomi.
“Padahal KEK Palu berada di lintasan utara dan selatan transportasi laut, tapi belum berimbas pada geliat ekonomi di kawasan tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II, HM Nur Dg Rahmatu juga menyinggung soal industri galangan kapal tongkang.
“Kendalanya kita kekurangan kapal tongkang untuk kebutuhan IKN,” urainya.
Nur Rahmatu meminta agar BP dapat memfasilitasi pertemuan dengan Asosiasi Galangan Kapal Batam. */RIFAY