PARIMO – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mendesak pihak United Nations Development Programme (UNDP) untuk menyelesaikan pekerjaan di tujuh sekolah di Kabupaten setempat.
“Dari tujuh sekolah itu lima SD, dua SMP yang kami kejar kapan lagi proses pekerjaannya, sebab kondisi di lapangan sangat urgen,” ungkap Anggota DPRD Parimo, Ni Wayan Leli Pariani, ditemui usai pertemuan bersama pihak Disdik Parimo dan UNDP, Kamis (19/05).
Menurut dia, pihak UNDP kembali melakukan pekerjaan setelah melakukan kajian kembali, proses lelang serta beberapa administrasi lainnya untuk dilengkapi. Bahan mereka menargetkan pekerjaan rampung akhir tahun 2022.
Ia mengatakan, sejauh ini pekerjaan di tujuh sekolah dihentikan UNDP sejak 18 Maret 2022, karena pihak ketiga pemenang lelang tender PT. Istaka karya dinilai bermasalah.
“Makanya tadi saya tanya kepada pihak UNDP, kalau APBD jelas yang mengaudit, kira-kira kalau perusahaan dibawah naungan BUMN siapa yang mengaudit, makanya mereka akan berkomunikasi kepusat,” jelasnya.
Dirinya mempertanyakan, total anggaran hibah Jerman untuk pembangunan sekolah di Parimo, pihak UNDP belum dapat membuka besaran anggaran, namun mereka berjanji akan mengirimkan data tersebut.
Mereka hanya bisa merinci, untuk SDN Purwosari, Kecamatan Torue sebesar Rp 3,2 Miliar, sementara untuk sekolah lainnya berada di kisaran Rp 1 Miliar lebih.
Ia mengaku, DPRD terus mengejar pihak pemberi bantuan, dikarenakan dalam tujuh sekolah tersebut mengurus penghapusan aset sebagai syarat untuk mengucurkan dana tersebut karena bersifat rekonstruksi .
“Kenapa kami ingin sekali ketemu, berbicara terkait penghapusan aset kalau pekerjaan tidak selesai, maka akan menjadi beban daerah, karena UNDP membangun di Parimo saya akan kejar sampai betul-betul selesai, meskipun bukan dari APBD kami,”tegasnya.
Sementara itu, Kabid Management SD, Dikbud Parimo, Ibrahim mengatakan, saat manejemen UNDP belum memutuskan kontrak dengan PT. Istaka karya, tetapi mereka melakukan opname terlebih dahulu untuk melihat berapa progres pekerjaan dilapangan.
“Tim Mereke akan turun bekerja selama tiga pekan di tiga titik yakni, Parimo, Sigi serta Kota Palu. Setelah itu, hasilnya apa berapa progresnya jika terdapat hak dari pihak ketiga akan Mereke bayarkan,” jelasnya
Ia menambahkan, pada Juli dan Agustus UNDP akan kembali melakukan lelang, setelah melakukan peninjauan atas berapa eitem lagi yang akan dilelang. September nanti dilakukan penandatanganan kontrak ditargetkan selama tiga bulan pekerjaan.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin