PALU – Pemerintah Daerah Poso menghadapi tantangan besar dalam menyalurkan pencari kerja akibat terbatasnya ketersediaan lapangan kerja (Loker) di wilayah tersebut.

Merespons kondisi tersebut, Ketua Dewan Pertukangan Nasional (DPN) Sulawesi Tengah, Andri Gultom, menyatakan bahwa masalah serupa juga dihadapi oleh daerah-daerah lain di Sulawesi Tengah, terutama tidak memiliki kawasan industri.

“Di daerah yang memiliki banyak industri dan sumber daya alam sekalipun, masyarakat masih kesulitan mendapatkan pekerjaan karena tingginya persaingan tenaga kerja,” ujar Andri Gultom, Selasa (13/8).

Andri menekankan pentingnya sertifikasi keterampilan sebagai solusi jangka panjang. Menurutnya, sertifikasi tersebut harus menjadi prioritas bagi masyarakat usia produktif agar mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar daerah. Sertifikasi juga meningkatkan daya saing dan nilai tawar di hadapan penyedia pekerjaan.

“Jika ada 200 orang yang melamar untuk 100 posisi, perusahaan lebih memilih mereka memiliki keahlian dan sertifikasi. Provinsi lain sudah mulai menyadari pentingnya hal tersebut,” tambahnya.

Melalui sertifikasi, masyarakat diharapkan memiliki kompetensi diakui secara legal, sehingga mereka lebih mudah mencari pekerjaan, bahkan di luar daerah.

Selama ini, Andri mencatat bahwa banyak pelatihan kerja diadakan oleh pemerintah daerah tidak disertai dengan sertifikasi dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Padahal, biaya dikeluarkan untuk pelatihan tanpa sertifikasi seringkali lebih besar dibandingkan jika anggaran tersebut dialokasikan untuk sertifikasi.

“Kami sering merekomendasikan pentingnya sertifikasi, namun yang ada hanya pelatihan tanpa sertifikasi. Alasannya mahal, padahal jika dilihat dari anggarannya, lebih mahal pelatihan tanpa sertifikasi,” ujarnya.

Andri berharap pemerintah daerah dapat mengoptimalkan program sertifikasi keterampilan guna memperluas peluang kerja bagi masyarakat, sehingga tingkat pengangguran dan kemiskinan di Sulawesi Tengah cukup tinggi dapat ditekan.

Reporter : IKRAM
Editor: NANANG