PARIMO – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), ProvinsiSulawesi Tengah (Sulteng), menargetkan tahun 2022 investor masuk di daerah tersebut, melalui strategi minat berinvestasi di tengah pandemi.

Tercatat dua tahun terakhir sebanyak 5,2 triwulan lebih dana di Parimo, baik dari sisi penanaman modal dan dana asing.

Kepala DPMPTSP Parimo, Fit Dewana mengaku, tahun 2022 memudahkan investor masuk di wilayah itu, untuk membuka peluang usaha bagi masyarakat.

“Potensi yang akan dibuka berupa sektor Pariwisata, komoditas pertanian, perkebunan, holtikultura, perikanan dan peternakan,” ungkapnya, saat ditemui usai kegiatan FGD Startegi menarik minat berinvestasi, di Parimo Rabu (01/12).

Ia menuturkan, investasi yang masuk nantinya berdampak baik perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Sehingga kedepannya perlu dilakukan penguatan dan penggalian potensi, serta dilakukan pemetaan potensi.

Selain itu, melakukan branding promosi secara luas untuk produk-produk investasi daerah, serta kemudahan jaminan perizinan dan kepastian hukum terhadap investor yang akan masuk.

“Setelah ini kami akan memperbaiki hasil rekomendasi dan akan menindaklanjuti bersama OPD terkait serta Anggota DPRD,” terangnya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sulteng, Hidayat Lamakarate melihat, antara investasi dan jumlah potensi Parimo berupa Sumber Daya Manusia (SDM) perlu dikembangkan dalam rangka menarik investasi.

“Peluang investasi di Parimo sangat besar, yang penting Pemerintah kabupaten harus menyiapkan data akurat, jangan sampai data yang disiapkan tidak rill ketika orang datang meninjau,” katanya.

Dirinya melihat, potensi yang di kembangkan lebih besar berupa sektor perikanan, perkebunan dan pertanian sehingga investor yang ditarik pada sektor tersebut. Apabila itu terjadi maka terbuka pasar baru bagi penjual komoditi masyarakat sehingga penjualannya lebih baik.

Pihaknya berjanji, akan membantu pemerintah kabupaten untuk mencari solusi atas sejumlah permasalahan, berupa masalah pasar, modal dan permasalahan lainnya yang ada saat ini.

“Kami telah menyusun program bersama kadin kabupaten, apa yang akan di fasilitasi oleh kadin untuk berhimpun para pelaku usaha dan industri, tentunya yang terpenting penyajian data,” ucapannya.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat akan ada data industri yang disajikan untuk ditawarkan ke investor di bawah ke Parigi. Apabila tertarik, pertama yang diperlihatkan adalah beras yang setiap tahunnya surplus 105 ton pertahun.

“Industri yang membutuhkan pengelolaan yang membutuhkan beras sebagai bahan baku, ketika ini terpenuhi maka masalah surplus bisa tertangani,” tutupnya.

Reporter : Mawan
Editor : Yamin