PALU – Dosen Fakultas Sastra, Universitas Alkhairaat (Unisa), Mas’amah Mufti, masih produktif mendonorkan darahnya.
Aktivitas kemanusiaan itu masih aktif dilakukannya di usianya yang kini sudah menginjak 62 tahun.
Hingga di hari Donor Darah Sedunia tanggal 14 Juni kemarin, ia sudah menyumbangkan 67 kantong darah.
Atas pencapaiannya itu, salah itu Pengurus Perhimpunan Donor Darah Indonesia Sulawesi Tengah (PDDI) itu mengaku sudah mendapatkan lima piagam penghargaan dari Gubernur Sulawesi Tengah.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Sastra ini mengaku masih tetap rutin melakukan aktivitas itu setiap 3 sampai 4 bulan sekali.
“Iya betul tuei, bunda rutin setiap 3 sampai 4 bulan sekali donor darah. Tujuan pertama untuk menjaga kesehatan dan tujuan kedua untuk kemanusiaan. Karena setetes darah sangat berarti bagi orang yang membutuhkan,” kata Mas’amah kepada MAL Online, Selasa (16/06).
Menurutnya, donor darah juga bisa mengurangi risiko terserang penyakit. Jika dilakukan secara teratur, kata sastrawan Kota Palu ini, maka dapat membantu merangsang produksi sel-sel darah baru dan membantu tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efektif.
Mas’amah berharap, civitas akademika Unisa dan masyarakat umumnya juga bisa mengikuti jejaknya mendonorkan darah untuk orang yang membutuhkan.
“Di beberapa rumah sakit di Palu saat ini mereka butuh darah 13 sampai 15 kantong per hari. PMI selalu kekurangan,” sebutnya.
Wanita kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu mengaku lebih senang disebut orang Palu, karena lebih separuh umurnya dihabiskan berkiprah di Tanah Tadulako ini.
“Saya memang lahir di Cirebon. 18 tahun saya disana. Tapi saya lebih lama di Palu. Lebih 44 tahun saya di sini melahirkan karya-karya sastra dan mengabdi di Tanah Kaili,” tuturnya. (IWANLAKI)