PARIMO – Bupati Parigi Moutong (Parimo), Erwin Burase, mewacanakan pembentukan Desa Durian sebagai bagian dari langkah strategis mendorong ekspor komoditas durian ke luar negeri, khususnya ke Cina.

Gagasan ini muncul setelah Parimo ditetapkan sebagai salah satu lokasi rumah kemas (packaging house) di Indonesia.

“Saya kira ini sangat bagus, setelah pertemuan tadi sebagai tindak lanjut pencanangan awal Parimo sebagai titik ekspor ke Cina,” ujar Erwin saat ditemui, Senin (14/7).

Erwin mengungkapkan, untuk mewujudkan target ekspor yang ambisius, perlu disiapkan lahan seluas 100.000 hektare durian.

Saat ini, luas lahan durian di Parimo baru mencapai sekitar 3.000 hektare. Oleh karena itu, penataan dan perluasan lahan menjadi salah satu fokus utama.

Ia menambahkan, desain kawasan budidaya durian akan segera disusun dan dikoordinasikan dengan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng).

“Dalam skemanya, Parimo akan menjadi pusat ekspor durian, sementara kabupaten/kota lain akan berperan sebagai daerah penyangga produksi,” terangnya.

Untuk mendukung ketersediaan bibit, Pemerintah Daerah (Pemda) Parimo akan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang direncanakan akan membantu dalam pengadaan bibit melalui anggaran khusus.

“Pemda Parimo harus siap. Dari pihak Apdurin juga akan menyiapkan bibit. Intinya kita harus berkolaborasi,” jelas Erwin.

Lebih lanjut, Bupati menyebut bahwa durian asal Parimo sudah dikenal secara luas, termasuk oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, yang mengakui potensi durian Parimo saat pertemuan sebelumnya.

Menurutnya, Cina saat ini baru mampu memenuhi dua persen dari kebutuhan pasokan durian, dan ini menjadi peluang besar yang harus segera direspons oleh pemerintah daerah.

“Ini menjadi peluang. Harus segera disikapi agar kebutuhan ekspor ke Cina bisa terpenuhi 100 persen,” pungkasnya.