BANGGAI – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) meresmikan Pasar Simpong di Kota Luwuk, sebagai Pasar SIAP (Sehat, Inovatif dan Aman Pakai) QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di Kabupaten Banggai, baru-baru ini.
Hal itu dilakukan sebagai upaya mendorong perluasan digitalisasi sistem pembayaran di Sulteng.
Dalam upayanya tersebut, BI Sulteng menggandeng perbankan di Kota Luwuk untuk mendorong transaksi di Pasar Simpong agar dilakukan secara cepat, mudah, murah, aman, dan handal (CeMuMuAH) melalui perluasan penggunaan QRIS.
Kegiatan peresmian ini dihadiri oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banggai, Kepala Badan Pendapatan Daerah, perwakilan perbankan di Kota Luwuk serta dihadiri sekitar 50 perwakilan pedagang Pasar Simpong.
Kepala KPw BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat, mengatakan, penggunaan QRIS memudahkan proses pembayaran karena hanya dengan menggunakan smartphone (gawai), siapapun dapat melakukan transaksi tanpa harus membawa uang fisik.
“Hanya dengan memindai QR Code, pedagang melalui media seperti mobile banking, pembeli tinggal memasukan nominal yang akan dibayarkan sehingga proses transaksi menjadi lebih praktis,” jelasnya.
Di samping itu, lanjut dia, penggunaan QRIS di masa pandemi Covid-19 ibi membuat transaksi menjadi lebih aman karena dilakukan tanpa kontak fisik dan memenuhi protokol kesehatan.
Lebih lanjut ia mengatakan, pasar rakyat merupakan lokasi perputaran ekonomi yang di dalamnya terdapat berbagai produk sandang pangan yang ditransaksikan. Namun, kata dia, pasar juga menjadi tempat yang memiliki berbagai risiko seperti penyebaran Covid-19 karena tempatnya yang terbuka untuk interaksi fisik bagi semua kalangan masyarakat.
“Hal ini diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi daerah melalui pemanfaatan teknologi yang mendorong aktivitas pembayaran menjadi lebih praktis dan lebih cepat,” harapnya.
Anto, sapaan akrabnya, menambahkan, melalui QRIS, pedagang di pasar dapat menangkap potensi konsumen anak muda yang lebih nyaman bertransaksi nontunai.
Program Pasar SIAP QRIS itu sendiri merupakan sinergi BI dengan Kementerian Perdagangan yang berpotensi besar untuk diaplikasikan kepada 796 pedagang di Pasar Simpong.
Ke depan, QRIS juga bukan hanya dapat diaplikasikan untuk pembayaran transaksi antara penjual dan pembeli, namun juga dapat digunakan sebagai media pembayaran retribusi pasar, sehingga dana retribusi dapat lebih transparan dan tercegah dari penyalahgunaan.
Saat ini, kurang lebih 83 pedagang di Pasar Simpong yang terdaftar dan memiliki QRIS, dan akan terus bertambah seiring dengan sosialisasi dan pendampingan dari perbankan Kota Luwuk kepada para pedagang.
“Harapannya ke depan, program Pasar SIAP QRIS dapat merangsang masyarakat sekitar untuk menggunakan QRIS saat berbelanja, serta membantu mengakselerasi usaha pedagang ke arah digital dalam rangka mewujudkan ekosistem kota digital (smart city) di Kabupaten Banggai,” tandas Anto. ***