DONGGALA – Hingga saat ini, Ibu Kota Kabupaten Donggala belum juga memiliki gedung kesenian sebagai wadah para seniman dalam menampilkan karyanya.

Akibatnya, ketika komunitas seni melakukan latihan ataupun pertunjukan, sangat kesulitan mendapat wadah, bahkan kadang hanya menggunakan tempat seadanya.

Sanggar Seni Hitam Putih dan To Banava, dua komunitas seni yang cukup aktif di Donggala saat ini terus mendorong pemerntah daerah agar membangun gedung kesenian.

“Sebab dengan seringnya kegiatan kesenian dan komuntas seni mulai aktif, mestinya ada gedung yang bisa dijadikan tempat pertunjukan khusus,” kata Mohamad Rezky dari Komunitas To Banawa, Rabu (21/12).

Beberapa kali latihan seni pertunjukan bentuk tari dan musik, komunitas tersebut kadang pindah-pindah tempat menggunakan bangunan yang ada di Donggala. Belakangan hanya menggunakan bekas Toko Teng Hien yang di dekat pelabuhan. Ruangannya sangat sempit dengan kondisi terbilang kumuh, beberapa bagian dinding sudah lapuk.

“Kami menggunakan tempat itu karena belum ada alternatif. Semoga ke depan ada gedung kesenian untuk dijadikan tempat latihan atau pertunjukan,” harap Boby Pettalolo, Ketua Komuntas Hitam Putih Donggala.

Kelompok Donggala Heritage juga demikian. Beberapa kali menggelar seni pertunjukan, hanya menggunakan emperan gudang kopra dan pinggir jalan.

Zulkifly Pagessa selaku organizer seni, menjadikan area jalan untuk pertunjukan seni tanpa menggunakan panggung.

Menanggapi keprihatinan tersebut, Dinas Pendidikandan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Donggala berjanji tahun depan akan merealisasikan aspirasi tersebut.

“Sebetulnya apa yang diharapkan seniman itu juga terpikirkan kami. Karena itu, dalam program kebudayaan tahun depan kami akan siapkan gedung kesenian,” kata Kabid Kebudayaan, Dikbud Donggala, Rosmawati Asjud, Rabu (21/12).

Menurut rencana, tempat yang akan dijadikan gedung kesenian adalah sebuah bangunan yang berada di antara Kantor Bawaslu dan KADIN Donggala, tepatnya di kawasan Jalan Pelabuhan, Kelurahan Boya, Donggala. Dulunya, tempat itu dikenal dengan nama Baruga. Cuma saja sudah lama tidak dimanfaatkan sehingga beberapa bagian mengalami kerusakan.

“Bangunan itu cukup luas bisa menampung ratusan orang. Cuma saja mesti diperbaiki agar memenuhi standar sebuah gedung pertunjukan,” kata Rosmawati.

Reporter : Jamrin AB
Editor : Rifay